Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet memperkirakan konflik Rusia dan Ukraina tidak akan berdampak signifikan pada neraca perdagangan Indonesia.
Dia mengatakan, Rusia sebagai salah satu produsen utama, seperti minyak dan gas, maka konflik kedua negara akan memberikan sentimen terhadap pergerakan harga minyak dan gas tersebut.
Kondisi ini akan mempengaruhi nilai impor migas, apalagi Indonesia merupakan negara net-importir.
Namun demikian, Yusuf mengatakan, kenaikan nilai impor juga akan ditutupi dengan kenaikan di sisi ekspor sejalan dengan harga batubara yang berpotensi meningkat akibat krisis energi yang muncul dari konflik Rusia dan Ukraina.
“Kenaikan ini saya kira kemudian tidak akan secara signifikan berdampak ke neraca perdagangan Indonesia,” katanya kepada Bisnis, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga
Di sisi lain, Yusuf menyampaikan, hal yang perlu menjadi perhatian adalah dampak dari konflik Rusia dan Ukraina ke inflasi global.
Kenaikan harga minyak internasional diperkirakan berpotensi mendorong kenaikan inflasi global, sehingga dapat berdampak pada harga pangan global.
“Ini tentu yang juga perlu diantisipasi sebagai dampak tidak langsung dari konflik Ukraina dan Rusia,” kata Yusuf.