Bisnis.com, JAKARTA – Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia terus menunjukkan progres yang baik, memberi sinyal hijau bahwa Indonesia akan mandiri soal vaksin.
Juru Bicara vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi optimis akan hal tersebut dengan kondisi tersebut.
Meskipun kebutuhan vaksin saat ini telah terpenuhi dan bahkan tersedia cadangan, vaksin Merah Putih tetap dibutuhkan. Ke depannya, banyak populasi anak di Indonesia, yaitu sekitar 30 jutaan yang belum divaksinasi.
“Stok yang ada saat ini 440 juta dosis vaksin yang kita miliki, dengan 379 juta dosis sudah terdistribusi di lapangan, jadi kita cukup punya cadangan,” jelasnya, Minggu (20/2/2022).
Dia berharap nantinya Indonesia tidak akan lagi bergantung pada impor dengan keberadaan vaksin Merah Putih.
“Kalau sudah siap pasti akan kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri dan tidak bergantung vaksin luar. Bila sudah mencukupi tentunya kita tidak perlu impor,” ujarnya.
Sementara itu, data vaksinasi Covid-19 hingga 19 Februari 2022 yaitu secara keseluruhan dosis sudah mencapai 54 persen, sedangkan dosis satu sudah mencapai angka 91 persen.
Masih belum adanya yang menerima vaksin dosis satu ini terindikasi banyak masyarakat yang menunggu kehadiran vaksin Merah Putih. Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Peneliti vaksin Merah Putih Universitas Airlangga bersama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
“Bahkan di Jawa Timur saja ada 3,5 juta warga yang belum vaksinasi,” jelasnya.
Saat ini, pemetaan vaksin Merah Putih diperuntukkan untuk booster dan anak. Tim peneliti bersama Biotis berkomitmen untuk mengembangkan vaksin buatan anak bangsa yang juga menggunakan virus asli dari Indonesia.