Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan jaringan gas kota bisa menjadi solusi energi yang murah dibandingkan dengan gas LPG sehingga dapat membantu meringankan beban ekonomi masyarakat dan negara.
Hingga 2024, pemerintah menargetkan pembangunan 4 juta sambungan jaringan gas bumi untuk rumah tangga pada 2024.
Tim Peneliti Pusat Studi Peningkatan Perolehan Minyak dan Gas Bumi FTKE Universitas Trisakti Andry Prima mengatakan, berdasarkan hasil penelitian sebagian masyarakat menyatakan setuju dengan instalasi gas kota asalkan mendapatkan subsidi.
Menurutnya, sebagian lainnya menyatakan setuju beralih ke jargas apabila memang lebih murah dari pada gas tabung gas. Dengan begitu, ada manfaat penghematan dari perubahan bahan bakar rumah tangga tersebut.
“Warga berharap bisa menghemat biaya LPG yan selama ini dipakai. Yang mereka rasakan selama ini, walaupun murah menggunakan LPG tetap berharap adanya energi yang bisa lebih ekonomis,” kata Andry, dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/2/2022).
Terpisah, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar mengatakan gas kota dapat menjadi solusi energi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Jargas memiliki nilai lebih hemat jika dibandingkan secara makro ekonomi dengan LPG yang 60 persen masih impor.
“Keungulan gas bumi kalau kita bandingkan dengan segi harga, kita membandingkan gas bumi dengan LPG 12 kg. Mengingat unitnya berbeda, kita langsung menguji secara praktial untuk memasak air 10 Liter. Maka pengeluaran menggunakan gas sebesar Rp1.688. Namun untuk memasak air dengan volume yang sama, memerlukan Rp2.095 menggunakan LPG 12 KG,” papar Achmad.
Dalam perbandingan tersebut, gas bumi menggunakan harga Rp10.000 per m3 sementara LPG 12 KG seharga Rp187.674 per tabung. Adapun LPG 12 KG dijadikan acuan, karena LPG 12 kg bukan energi bersubsidi, sehingga perbandingannya bisa setara.
“Jargas atau citygas adalah suatu peradaban, sehingga dengan adanya jargas menunjukkan peradapan yang sudah meningkat, ” imbuhnya.
Achmad menjelaskan, PGN sebagai pemegang amanat untuk merealisasikan target pembangunan 4 juta sambungan jaringan gas bumi untuk rumah tangga, akan melakukan pengembangan jargas yang massif. Peningkatan penggunaan gas bumi di dalam negeri, juga sebagai langkah transisi energi.
"Gas bumi adalah salah satu opsi yang paling bersih, sebelum nanti ada EBT yang pengembangannya masih cukup memakan waktu mungkin bisa 20 tahun," kata Achmad.
Menurutnya, dukungan dari berbagai pihak juga diperlukan bagi PGN untuk bisa merealisasikan target 4 juta SR tahun 2024 antara lain alokasi gas dalam jangka panjang, harga jual gas yang mencapai keekonomian, penyelarasan dengan program kompor listrik dan distribusi LPG subsidi, serta dukungan dalam kemudahan proses perijinan.
PGN akan menggunakan skema infrastruktur baik pipeline maupun non pipeline (CNG/ LNG) untuk mencapai target tersebut, penugasan terkait pembangunan jargas telah teregulasi secara lengkap dan didukung penuh oleh pemerintah, sehingga infrastrukturnya merupakan objek vital, sehingga semua pihak perlu mendukung terselenggaranya jargas ini