Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Bisnis, PT Smelting Bangun Pabrik Baru Rp3,2 Triliun

PT Smelting membangun pabrik baru Rp3,2 triliun sebagai upaya unutk ekspansi bisnis.
Pekerja beraktivitas di kawasan pabrik PT Smelting, Gresik, Jawa Timur, Jumat (17/3)./Antara-Zabur Karuru
Pekerja beraktivitas di kawasan pabrik PT Smelting, Gresik, Jawa Timur, Jumat (17/3)./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - PT Smelting kembali melakukan ekspansi bisnis sejak terakhir kali meningkatkan kapasitas produksi pada 2009. Dalam ekspansi tersebut, PT Smelting membangun di Gresik, Jawa Timur, dengan investasi mencapai Rp3,2 triliun.

Kehadiran pabrik anyar tersebut diperkirakan mampu meningkatkan kapasitas produksi smelter perusahaan tembaga hingga 30 persen dari 300.000 ton menjadi 342.000 ton katoda tembaga per tahun.

Menurut Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial Irjuniawan P Radjamin pembangunan perluasan pabrik membutuhkan waktu 2 tahun. Atau lebih tepatnya, pembangunan akan selesai sebelum akhir Desember 2023.

“Pekerjaan ekspansi kali ini untuk manambah pabrik asam sulfat baru. Juga menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter dan menambah jumlah sel elektrolisa di refinery,” ujar Irjuniawan via siaran pers seperti dikutip, Sabtu (19/2/2022).

Sebagai informasi, PT Smelting merupakan perusahaan yang mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua. Perusahaan tersebut memiliki 3 pabrik, yakni pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery) dan pabrik asam sulfat.

Perlu juga diketahui, dengan ekspansi kali ini PT Smelting telah 4 kali melakukan peningkatan kapasitas produksi. Pertama, menambah kapasitas produksi katoda tembaga dari 200 ton menjadi 255 ton per tahun pada 1999.

Kedua, peningkatan kapasitas produksi kembali dilakukan dari 255 ton menjadi 270 ton pada 2001. Ketiga, peningkatan kapasitas dari 270 ton menjadi 300 ton per tahun pada 2009.

Dengan pembangunan pabrik baru tersebut, PT Smelting meningkatkan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga dari 1 juta tonkonsentrat menjadi 1,3 juta ton per tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper