Manfaat G20 bagi Indonesia
Melalui forum G20 tersebut, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia mewujudkan kebijakan yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa G20 adalah momentum untuk menjaga Kawasan Indo Pasifik yang netral, sebab pertumbuhan ekonominya yang relatif tinggi, dan ini adalah eranya untuk Asia.
"Setelah G20, Indonesia juga akan memimpin ASEAN, sehingga ini (G20) sangat tepat waktu, karena saat ini ASEAN merupakan wilayah cukup tenang dengan pertumbuhan tinggi. Semoga Indonesia juga bisa membawa basis filosofi yaitu konsultasi dan konsensus, konkretnya adalah musyawarah mufakat, dalam forum G20 tersebut,” kata
Menko Airlangga mengungkapkan, sedikitnya terdapat tiga manfaat besar bagi Indonesia dengan menjadi Presidensi G20, yakni manfaat ekonomi, pembangunan sosial, dan politik.
Dari aspek ekonomi, beberapa manfaat langsung yang diproyeksikan dapat tercapai dengan menjadi Presidensi G20 (terutama jika pertemuan dilaksanakan secara fisik) antara lain adalah peningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, dan pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor.
Secara agregat, Airlangga memperkirakan manfaat ekonominya dapat mencapai 1,5 – 2 kali lebih besar dari pelaksanaan IMF-WBG Annual Meetings 2018 di Bali, karena pelaksanaan pertemuan G20 tahun depan yang direncanakan sejumlah 150 pertemuan dan side events selama 12 bulan.
Selain aspek ekonomi, Sekretaris Menteri Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan dalam presidensi G20, Indonesia memiliki keistimewaan dalam menentukan agenda setting, termasuk isu apa yang diangkat.
Baca Juga
Indonesia juga dapat menyeimbangkan kepentingan dan prioritas negara maju dan negara berkembang.
Kemudian, sebagai pemegang presidensi G20 tahun ini, Indonesia dapat memperkuat sektor kunci ekonomi melalui negosiasi forum g20 dalam perdagangan, investasi, ketenagakerjaan, pertanian, kesehatan, pendidikan, sumber daya manusia dan SDGs.
Topik Utama G20 2022
Susiwijono mengungkapkan ada tiga topik utama dalam G20 2022. Pertama, arsitektur kesehatan global. Area ini terkait dengan Penggalangan dana global, ketahanan dan standar kesehatan global yang harmonis.
Kedua, transformasi ekonomi & digital yang akan mencakup desain ulang tata kelola ekonomi global dengan teknologi digital.
Ketiga adalah transisi energi, dimana G20 akan mendorong terbentuknya sistem energi global yang lebih bersih dan transisi yang adil.
Events di G20
Dari data yang diterima Bisnis, ada kurang lebih 150 pertemuan yang akan diadakan di 19 kota seluruh Indonesia. Acara ini akan dihadiri oleh 20.988 delegasi.
Untuk KTT G20 2022 yang akan diadakan sekitar bulan November 2022, setidaknya 39 negara dan organisasi internasional akan hadir. Estimasi dari Susiwijono yang merupakan Ketua Sekretariat Gabungan Sherpa dan Finance Track, sebanyak 429 delegasi dari anggota G20 dan tamu undangan akan hadir.
Selain itu, dari total pertemuan di G20, ada 19 pertemuan tingkat menteri, 7 pertemuan deputi/sherpa, 70 lebih pertemuan working group serta side events dan 51 pertemuan dengan engagement group.