Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah meyakini bahwa harga komoditas akan turun atau kembali ke titik normal pada 2022, setelah melambung tinggi pada tahun lalu. Kenaikan inflasi global memengaruhi pergerakan harga komoditas tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 masih membawa ketidakpastian terhadap perekonomian global pada tahun ini. Kinerja pertumbuhan ekonomi dan inflasi masih berada di bawah bayang pandemi, meskipun mulai terlihat tren perbaikan pada 2021 dari posisi 2020.
Menurutnya, saat ini terdapat tren kenaikan inflasi di berbagai negara karena aktivitas ekonomi yang meningkat. Kondisi tersebut dapat berimbas kepada normalisasi harga komoditas.
"Inflasi ini membuat harga komoditas akan mengalami normalisasi dari tingkat paling tinggi pada akhir 2021 sampai 2022," ujar Sri Mulyani dalam gelaran Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022).
Di tengah situasi tersebut, menurutnya, Indonesia telah mengoptimalkan kenaikan harga komoditas pada 2021 melalui ekspor. Hal tersebut mendorong perekonomian nasional sehingga mampu menekan dampak Covid-19 tahun lalu.
"Dengan situasi ini, Indonesia telah mencapai kemajuan terbaik pemulihan ekonominya. Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yg telah mencapai level pertumbuhan pracovid-19. Sekarang tingkat PDB kita [berdasarkan constant GDP index]ini 101,5," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga
Nilai indeks PDB konstan di atas 100 menunjukkan kemampuan sebuah negara untuk kembali ke tingkat sebelum pandemi Covid-19. Selain Indonesia, negara-negara lain yang sudah mencatatkan nilai di atas 100 di antaranya adalah China (110,5), Vietnam (105,5), Rusia (101,1), dan Brazil (100,5).