Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menyatakan bahwa perekonomian nasional masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, tercermin dari kontribusi pulau tersebut terhadap produk domestik bruto atau PDB nasional adalah lebih dari setengah.
"Struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi pertumbuhan provinsi di Jawa, dengan kontribusi PDB 57,89 persen," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pada Selasa (8/2/2022).
Wimboh menjelaskan bahwa ketimpangan struktur perekonomian pulau-pulau di Indonesia masih cukup tinggi. Pulau Sumatera tercatat berkontribusi 21,7 persen terhadap PDB, lalu Kalimantan 8,25 persen, Sulawesi 6,89 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,78 persen, serta Maluku dan Papua 2,49 persen.
Perbedaan tingkat perekonomian itu disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah jumlah penduduk dan keberadaan industri yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Seperti diketahui, selama ini manufaktur masih banyak berlokasi di Jawa.
OJK menilai bahwa perlu terdapat pemerataan ekonomi dengan mendorong pertumbuhan di pulau-pulau lain. Pengembangan industri di luar Jawa menjadi salah satu agenda untuk mendorong hal tersebut, dengan catatan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar serta tidak merusak ekosistem dan lingkungan di sana.
"Sumber pertumbuhan ekonomi baru dan daerah-daerah perlu ditingkatkan perannya melalui sinergi pemerintah dan otoritas serta berbagai pemangku kepentingan," ujar Wimboh.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, secara persentase pertumbuhan tertinggi terjadi di Maluku dan Papua yang pada kuartal IV/2021 mencapai 10,09 persen. Sulawesi mencatatkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2021 senilai 5,67 persen, lalu Jawa 3,66 persen, Sumater dan Kalimantan masing-masing 3,18 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara 0,07 persen.