Bisnis.com, JAKARTA – PT Smart Cakrawala Aviation membeberkan sejumlah kerugian yang timbul akibat belum bisa beroperasi di hangar Malinau.
Padahal kontrak sewa yang telah disepakati bersama dengan pemerintah daerah (pemda Malinau) berlaku mulai 1 Januari 2022 hingga 31 Desember 2022.
CEO PT Smart Cakrawala Aviation, Pongky Majaya mengatakan meski belum bisa menempati hangar tersebut, dia tak ingin berkonflik dan memberikan luang seluas-luasnya kepada pemda untuk menjalankan kewajibannya dalam menyerahkan hanggar kepada perusahaan dalam keadaan kosong dan layak.
Dengan demikian meskipun pihaknya merugi secara materi tetapi tetap menjamin tidak akan ada penundaan jadwal atau gangguan terhadap operasi.
Saat ini, karena masih belum dapat melakukan perawatan di hangar tersebut, terhitung 3 kali perawatan pesawat dilakukan terlebih dahulu di base Singkawang, Kalimantan barat dan di Papua. Menurutnya, kebijakan ini hanya terkait masalah merotasi pesawat untuk perawatan.
“Dari sisi nilai sewa itu tidak seberapa sebetulnya, tetapi kami harus memobilisasi pesawat kami dari malinau menuju Singkawang di bandara perusahaan kami. Kebetulan kami mengelola bandara milik kami sendiri, jadi otomatis kami harus pindah juga ke Nabire,” ujarnya, Senin (6/2/2022).
Baca Juga
Namun, pihaknya juga sempat memarkirkan pesawat di Bandar Udara Malinau Robert Atty Bessing sampai 7 hari untuk menunggu masuk ke dalam hanggar.
"Kemarin sempat kami overestimate, kami memperkirakan sesuai janji dan kontrak tanggal 1 Januari akan diserahkan. Sempat 6-7 hari kami menunggu di situ, akhirnya kami geser pesawat kami. Karena tidak mungkin kami mengorbankan pelayanan kepada masyarakat," paparnya.
Pongky pun kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak sedang berkompetisi dan tidak sedang mengusir atau menguasai secara ilegal hanggar tersebut. Dia menyebut tak memiliki urusan dengan operator lain, dan hanya berurusan dengan pemda setempat sebagai pemilik dari hanggar.
“Jadi kami tidak bisa mengusulkan mediasi antara perhubungan dengan pemda dan pihak operator manapun. Kesan yang dibangun sepertinya kami berseteru, makanya tadi kami mengajak semua teman-teman siapapun pihak yang ingin menggunakan (hanggar), monggo silakan. Tetapi, semuanya harus seizin regulator kami, bukan kami sebagai 100 persen penentu,” tekannya.