Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2021 sebesar 5,02 year-on-year (yoy) dan 1,06 persen quartal-to-quartal (qtq).
Dengan demikian, ekonomi pertumbuhan ekonomi RI secara keseluruhan tahun 3,69 persen pada 2021. Realisasi ini lebih tinggi dari pertumbuhan di kuartal III/2021 sebesar 3,51 persen yoy dan -2,19 persen yoy di kuartal IV/2020.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan semua kegiatan pemerintah dan swasta terkompensasi di kuartal IV/2021 sehingga ekonomi tumbuh 5,02 persen.
"Ini 5,02 persen lebih baik dari 3,51 persen kuartal III/2021 dan lebih bagus dari kuartal IV/2020 yang minus -2,17 persen," papar Margo dalam konferensi pers, Senin (7/2/2022).
Dari lapangan usaha, semua sektor menunjukkan pertumbuhan baik, kecuali sektor jasa keuangan yang minus 2,5 persen. Penyebabnya adalah adanya perlambatan jasa intermediasi perbankan akibat penurunan spread suku bunga referensi dan suku bunga kredit yang disertai penurunan pendapatan sekunder pada bank umum. Kemudian, ada beban operasional yang cukup besar dan penurunan pendapatan asuransi di Indonesia.
Adapun, sektor tertinggi adalah jasa kesehatan sebesar 12,15 persen. Selanjutnya pertumbuhan terbesar kedua adalah transportasi dan pergudangan sebesar 7,93 persen.
Baca Juga
Dari sisi produksi, lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,16 persen (yoy). Sementara itu, l
Lebih lanjut, laju pertumbuhan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (yoy) tumbuh sebesar 5,56 persen.
BPS melihat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen didorong oleh kontribusi pertumbuhan industri pengolahan.
"Industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2021 sebesar 1,01 persen," ujarnya.
Margo mengungkapkan kombinasi antara kondisi pandemi yang relatif terkendali, tren pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut, dan stimulus fiskal mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi selama kuartal IV/2021.