Bisnis.com, JAKARTA - India menolak permintaan CEO Tesla Inc., Elon Musk untuk keringanan pajak bagi mobil listrik impor lantaran sudah menerapkan retribusi yang rendah bagi perakitan lokal.
Dilansir Bloomberg pada Jumat (4/2/2022), Ketua Dewan Pusat Pajak dan Kepabeanan Tidak Langsung India Vivek Johri mengatakan produksi dalam negeri sedang dilakukan dan beberapa investasi telah masuk dengan struktur tarif saat ini. "Jadi, jelas ini bukan halangan," ungkapnya.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah mendorong Tesla untuk memproduksi kendaraan secara lokal. Namun, Elon Musk ingin India menurunkan pajak hingga 100 persen untuk kendaraan listrik (EV) impor sehingga dapat menjual kendaraan dengan harga yang kompetitif.
Namun, pemerintah setempat memungut bea masuk antara 15 - 30 persen untuk suku cadang yang dikirim untuk perakitan di dalam negeri.
Adapun, Tesla belum mempresentasikan rencana pembuatan dan pengadaan lokal dari India, bahkan setelah pemerintah memintanya, kata Johri.
Anggaran federal awal pekan ini tidak menyebutkan keringanan pajak untuk kendaraan ramah lingkungan yang diimpor, meskipun negara bagian barat Maharashtra - rumah bagi ibu kota keuangan Mumbai - secara terbuka mendukung tuntutan Tesla.
Baca Juga
Para politikus dari lima negara bagian telah mengundang Tesla untuk membangun diler di provinsinya setelah Musk mengatakan bahwa perusahaan AS ini masih menghadapi tantangan dalam mengembangkan bisnis di negara dengan populasi terbesar kedua di dunia ini.
India telah meminta Tesla untuk mempertimbangkan mengimpor unit kendaraan knock-down atau kendaraan yang dibuat secara lokal sebagian, yang menarik retribusi impor yang lebih rendah, daripada unit yang diimpor sepenuhnya atau completely built up (CBU).
Tesla harus bisa mengikuti langkah dari perusahaan lokal seperti Mahindra & Mahindra Ltd., dan Tata Motors Ltd., yang berinvestasi untuk membangun kapasitas lokal untuk kendaraan listrik, kata Johri.
"Ada perusahaan lain yang mengimpor unit sepenuhnya. Rute itu terbuka," katanya.