Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyatakan diperlukan adanya tambahan produksi migas untuk bisa mencapai target yang telah ditetapkan dalam APBN 2021. Pasalnya, level produksi yang ada saat ini berada jauh di bawah patokan itu.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memaparkan angka teknis dalam work program & budget (WP&B) yang disepakati oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk produksi siap jual atau lifting minyak bumi adalah sebesar 654.000 barel minyak per hari (bopd).
Sementara itu, dalam APBN 2022, lifting minyak bumi dipatok sebesar 703.000 bopd. Kendati target itu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan target lifting APBN 2021 sebesar 705.000 bopd, setidaknya diperlukan peningkatan produksi sebesar 49.000 bopd untuk bisa mencapai target tahun ini.
"Saat ini kami ada tim khusus untuk mencari bagaimana menemukan filling the gap dari 654.000 ke arah 703.000," ujar Dwi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, Rabu (2/2/2022).
Di sisi lain, Dwi mengatakan untuk lifting gas bumi pada tahun ini akan memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang terjadi pada produksi minyak bumi. Pasalnya, angka teknis dalam WP&B 2022 yang disepakati adalah sebesar 5.500 MMscfd-5.600 MMscfd. Sementara itu, target lifting gas bumi dalam APBN 2022 dipatok sebesar 5.800 MMscfd.
Dengan demikian, Dwi mengungkapkan diperlukan adanya peningkatan produksi sekitar 200 MMscfd gas bumi untuk bisa menutupi jarak angka teknis dengan target APBN tahun ini. "Kita akan kejar tambahan untuk 200 MMscfd, mudah-mudahan di gas mencapai target ini lebih baik," ungkapnya.