Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo) meminta segera mempercepat proses persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) perusahaan seiring dengan dibukanya ekspor batu bara per hari ini, Selasa (1/2/2022).
Ketua Umum Aspebindo Anggawira mendorong pemerintah segera mempercepat proses persetujuan RKAB perusahaan tambang untuk mengakselerasi produksi komoditas emas hitam 2022. Upaya ini juga akan memberi dampak pada penerimaan negara.
“Sekarang memang mendorong agar RKAB-RKAB yang diajukan bisa dipercepat prosesnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (1/2/2022).
Lebih lanjut dia menuturkan bahwa dengan dibukanya kembali keran ekspor, produksi komoditas ini akan terakselerasi. Selain itu, asosiasi juga meminta agar pemenuhan domestik tetap sesuai dengan target dan mekanisme yang telah ditentukan.
Di samping itu, dia menyebut permintaan batu bara tidak terlalu terganggu meski pemerintah melarang ekspor selama Januari 2022. Pasalnya, kementerian telah memberikan diskresi untuk menjalankan ekspor sejak 20 Januari kepada 171 perusahaan batu bara.
“Secara bertahap kemarin juga sudah dibuka kembali [keran ekspor]. Mudah-mudahan kita lihat prosesnya satu dua minggu ini nanti kita saling koordinasi lagi kalau ada kendala di lapangan,” terangnya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan bahwa perusahaan mulai kembali memprioritaskan pengapalan ekspor terhadap pengiriman yang tertunda setelah ekspor komoditas tersebut kembali dibuka.
“Dilapangan tentu saja dengan adanya larangan sementara sebulan kemarin, perusahaan-perusahaan memprioritaskan pengapalan ekspor yang tertunda. Tentu saja belum sepenuhnya normal,” katanya kepada Bisnis, Selasa (1/2/2022).