Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omicron 'Gak Ngefek', Ekonomi AS Tumbuh Hampir 7 Persen

PDB AS meningkat pada kecepatan tahunan 6,9 persen, menurut data Kementerian Perdagangan. sumber pertumbuhan berasal dari peningkatan investasi persediaan swasta, aktivitas konsumen yang kuat
Warga Amerika Serikat memadati bandara saat periode libur Natal dan Tahun Baru meskipun kasus Covid-19 akibat Omicron melonjak/USA Today
Warga Amerika Serikat memadati bandara saat periode libur Natal dan Tahun Baru meskipun kasus Covid-19 akibat Omicron melonjak/USA Today

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh pada kecepatan yang jauh lebih baik dari perkiraan pada 2021 dari peningkatan yang cukup besar dalam persediaan dan belanja konsumen, dan meskipun ada tanda-tanda bahwa percepatan kemungkinan akan berkurang menjelang akhir tahun.

Produk domestik bruto, jumlah semua barang dan jasa yang diproduksi selama periode Oktober-Desember, meningkat pada kecepatan tahunan 6,9 persen, menurut data Kementerian Perdagangan.

Adapun, sejumlah ekonom yang disurvei oleh Dow Jones telah memperkirakan kenaikan sebesar 5,5 persen. Dengan demikian, angka tersebut melesat jauh di atas proyeksi awal.

Bahkan, peningkatan itu jauh di atas pertumbuhan 2,3 persen yang tidak direvisi pada kuartal ketiga dan terjadi meskipun ada lonjakan kasus Covid omicron yang kemungkinan memperlambat perekrutan dan output karena bisnis menangani sejumlah besar pekerja yang sakit.

Dikutip dari CNBC, sumber pertumbuhan berasal dari peningkatan investasi persediaan swasta, aktivitas konsumen yang kuat sebagaimana tercermin dalam pengeluaran konsumsi pribadi, ekspor, dan pengeluaran bisnis yang diukur dengan investasi tetap non-perumahan.

Penurunan secara keseluruhan dalam laju pengeluaran pemerintah dikurangi dari PDB, seperti halnya impor, yang diukur sebagai hambatan pada output.

Adapun, pertumbuhan ekonomi AS secara keseluruhan tahun mencapai 5,7 persen, laju terkuat sejak 1984 ketika AS mencoba menarik diri dari penurunan aktivitas yang belum pernah terjadi sebelumnya selama hari-hari awal pandemi virus corona.

Pasar bereaksi positif terhadap berita tersebut, dengan saham berjangka membukukan keuntungan sementara imbal hasil obligasi pemerintah beragam.

“Kekuatan ekonomi tahun lalu sangat kontras dengan jatuhnya aktivitas pada awal 2020, tetapi juga menunjukkan keberhasilan sektor publik dan swasta dalam beradaptasi dengan cepat terhadap tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diciptakan oleh pandemi,” kata Jim Baird, Kepala Investasi di Plante Moran Financial Advisors.

"Meskipun demikian, potensi hambatan masih ada, karena risiko global yang terkait dengan pandemi Covid-19 tetap ada.”
Salah satunya adalah penurunan pengangguran. Klaim pengangguran mencapai 260.000 untuk pekan yang berakhir 22 Januari 2022, sedikit kurang dari perkiraan 265.000 dan penurunan 30.000 dari minggu sebelumnya.

Kemudian, pertumbuhan ekonomi ini terjadi ketika inflasi melonjak pada tahun 2021, terutama pada paruh kedua tahun ini setelah pasokan tidak dapat memenuhi permintaan yang kuat, terutama untuk barang daripada jasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper