Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Putri Cempo, Surakarta, Jawa Tengah, sudah beroperasi pada April 2022.
PLTSa Putri Cempo memiliki kapasitas daya 10 megawatt (MW). Pada tahap awal, diharapkan proyek tersebut mulai beroperasi 2 MW di April 2022.
“PLTSa di sini bagus, hanya ada kendala-kendala dan mungkin sedikit ada pergeseran beroperasinya, tetapi 2 MW diusahakan pada April 2022 mulai beroperasi, dan secara bertahap pada Desember 2022 nanti bisa full capacity 10 MW,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Rabu (26/1/2022).
Arifin menjelaskan, tantangan yang terjadi pada proyek PLTSa Putri Cempo adalah pandemi Covid-19 yang menyebabkan pengiriman peralatan menjadi terhambat.
Di samping itu, tenaga kerja tidak bisa bekerja karena adanya pembatasan aktivitas beberapa waktu lalu. Salah satunya adalah alat gasifier yang memakan waktu hingga 3 bulan.
Dia berharap, proyek PLTSa Putri Cempo bisa menjadi contoh bagi pengembangan proyek PLTSa lain yang masuk ke dalam Program Prioritas Nasional (PSN) pada Perpres Nomor 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
“Ini baru PLTSa yang kedua, rencananya membangun 12 PLTSa, yang pertama adalah PLTSa Benowo, Surabaya, yang sudah beroperasi. Teknologinya pun berbeda, jika Benowo dibakar, Putri Cempo menggunakan teknologi gasifier,” ujar Arifin.
Proyek PLTSa merupakan program pemerintah untuk bisa memanfaatkan energi yang bersih dan terbarukan.
Langkah itu disebut sebagai komitmen Indonesia yang telah menyepakati global methane pledge untuk mengurangi emisi gas metana hingga 30 persen pada 2030, serta untuk mengejar target Net Zero Emission di 2060.
Selain itu, dia mendorong adanya inisiatif pemerintah daerah untuk menuntaskan proyek PLTSa, karena akan memberikan dampak yang signifikan bagi pemerintah daerah maupun kota, terutama dari sisi kesehatan masyarakat, serta keindahan tata kota.
“Kita harus bergerak bersama-sama dalam menyelesaikan proyek PLTSa, terutama adalah diperlukan inisiatif dari pemerintah daerah, karena pemerintah daerah yang paling merasakan dampak dari lingkungan, kesehatan masyarakat, dan perekonomian,” terangnya.