Bisnis.com, JAKARTA - Presidensi Indonesia dalam G20 pada tahun ini diharapkan bisa mendorong kegiatan ekonomi baik konsumsi di dalam negeri, hingga meningkatkan perdagangan dan investasi.
"Indonesia akan berada di panggung dunia, sehingga tentu diharapkan ini akan [diikuti dengan] peningkatan perdagangan dan investasi," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (25/1/2022).
Adapun, G20 berisikan 19 negara anggota ditambah Uni Eropa. Secara kolektif, mereka mewakili 80 persen perekonomian dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen penduduk dunia.
Berdasarkan catatan Bisnis, empat negara anggota G20 merupakan mitra dagang utama Indonesia. Mereka adalah China, Amerika Serikat (AS), Jepang, dan India.
Selain itu, berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per kuartal III/2021, tiga dari lima negara dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia adalah Jepang, China, dan AS.
Selama kurang lebih satu tahun ke depan, Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi sekitar 150 pertemuan forum G20. Pertemuan ini terdiri dari jalur sherpa dan keuangan (finance), serta tingkat kelompok kerja atau working group.
Airlangga menambahkan bahwa nantinya pertemuan akan diselenggarakan di 19 kota di Indonesia, dan rencananya dihadiri lebih dari 18.000 peserta delegasi. Hajatan ini diharapkan bisa mendorong konsumsi di dalam negeri sehingga mendorong penambahan produk domestik bruto (PDB) nasional.
"Diperkirakan akan mendorong kegiatan yang akan mempekerjakan 33.000 lapangan kerja, meningkatkan konsumsi sebesar Rp1,7 triliun, meningkatkan PDB nasional Rp7,4 triliun, dan akan bermanfaat sekitar dua kali [lebih besar] dari acara IMF-World Bank 2018 lalu," tuturnya.