Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penghiliran Industri, Indef: 2 Sektor Ini Punya Keunggulan

Institute For Development of Economics and Finance (Indef) mencatat dua sektor yang menjadi keunggulan komparatif industri dalam negeri, yakni agro dan pertambangan.  
Pekerja menyortir kedelai yang baru tiba di gudang penyimpanan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja menyortir kedelai yang baru tiba di gudang penyimpanan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Upaya penghiliran dan peningkatan nilai tambah industri dalam negeri perlu difokuskan pada sektor tertentu saja.

Institute For Development of Economics and Finance (Indef) mencatat dua sektor yang menjadi keunggulan komparatif industri dalam negeri, yakni agro dan pertambangan.  

Peneliti di Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef, Ahmad Heri Firdaus mengatakan dua sektor tersebut merupakan industri induk dari banyak subsektor di bawahnya.  

"Secara komparatif, kita kan tidak unggul di semua, kita hanya unggul di agro dan mining, tapi itu semua dasar dari industri yang ada, itu bisa kita jadikan industri dasar," kata Heri saat dihubungi Bisnis, Selasa (18/1/2022).

Sektor industri lain yang berpeluang untuk diperdalam strukturnya yakni petrokimia, meski diperlukan investasi dalam jumlah besar.

Adapun di industri agro, sektor makanan dan minuman masih menyimpan peluang besar untuk penguatan struktur industri. Hal ini mengingat ketergantungan sektor tersebut pada bahan baku impor, meskipun juga merupakan salah satu penyumbang ekspor terbesar di industri manufaktur.

Heri mengatakan tantangannya adalah sinergi kebijakan antara kementerian dan lembaga. Meski berada di bawah Kementerian Perindustrian, kebijakan terkait faktor-faktor pendukung industri berada di ranah lembaga lain.

Misalnya Kementerian Keuangan untuk insentif fiskal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk pasokan bahan bakar, Kementerian Pertanian pada pasokan bahan baku dari dalam negeri, dan sebagainya.

"Kalau mau berdaya saing, harus ciptakan daya dukung untuk industri," ujarnya.    

Jika tantangan tersebut dapat diatasi sehingga menghasilkan struktur industri yang kuat, pelaku usaha di dalam negeri akan relatif tahan terhadap guncangan eksternal seperti, fluktuasi nilai tukar rupiah atau kendala logistik yang mengerek harga bahan baku.

Terkereknya harga bahan baku telah membebani operasional industri sejak tahun lalu. Teranyar, Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) dan National Meat Producer Association (Nampa) memangkas proyeksi pertumbuhan produksi pada tahun ini karena tekanan tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper