Bisnis.com, JAKARTA – Mahalnya harga bahan baku menghimpit produsen olahan daging pada awal tahun ini. Produksi yang awalnya diperkirakan meningkat hingga 8 persen pada 2022, diramal terkoreksi 1-2 persen karena tekanan harga bahan baku.
National Meat Producer Association (Nampa) mencatat dalam dua bulan terakhir terjadi kenaikan harga ayam hidup yang awalnya di kisaran Rp19.000 hingga Rp20.000 per kg, kini menjadi Rp25.000 hingga Rp27.000. Harga daging sapi dan kerbau impor juga melambung karena pasokan yang terbatas dari negara asal.
Ketua Umum Nampa Ishana Mahisa mengatakan beberapa pelaku usaha sudah mulai melakukan penurunan produksi karena keterbatasan pasokan bahan baku dan tingginya harga. "Kontraksi [produksi] mungkin sekitar 1 persen hingga 2 persen," kata Ishana kepada Bisnis, Selasa (18/1/2022).
Selain itu, sebagian pengusaha juga telah melakukan penyesuaian harga yang berakibat penurunan permintaan karena sebagian besar pasar makanan beku merupakan konsumen yang sensitif terhadap kenaikan harga.
Adapun, untuk perusahaan integrator dan memiliki industri hulu seperti peternakan ayam, pertumbuhan produksi bisa di kisaran 8 persen pada tahun ini.
"Namun bila tidak, kisaran 5 persen hingga 6 persen sudah bagus di tengah keterbatasan bahan baku dan kenaikan harga yang luar biasa," ujarnya.
Sebelumnya, tekanan lonjakan harga bahan baku juga dialami pengusaha tahu dan tempe. Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) memprediksi volume produksi akan terpangsa antara 10 persen hingga 20 persen pada tahun ini.