Bisnis.com, JAKARTA – Industri olahan daging ikut terkena dampak dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Selain harus menyesuaikan jam operasional ritel yang dibatasi, produsen juga harus mengikuti daya beli masyarakat saat ini.
Ketua Umum National Meat Producer Association (Nampa) Ishana Mahisa mengatakan bahwa PPKM tidak hanya berdampak kepada penjualan olahan daging di ritel modern atau mal, tetapi juga ke sejumlah pusat penjualan yang biasa buka 24 jam.
“Di sejumlah daerah banyak pusat frozen food yang buka sampai malam atau 24 jam. Kemarin di Bandung sampai di jaga aparat, jadi kami cukup terdampak. Padahal dulu saat PSBB tidak seperti ini," katanya kepada Bisnis, Minggu (22/8/2021).
Ishana mengemukakan, pihaknya tetap meyakini industri olahan daging masih bisa tumbuh hingga 5 persen di tahun ini. Pasalnya, protein masih menjadi makanan yang penting dan dicari oleh masyarakat di tengah pandemi.
Dia menjelaskan, sejumlah produsen olahan daging telah menjalankan strategi untuk bisa mengikuti daya beli masyarakat dan mempertahankan penjualan.
“Jadi strategi produsen saat ini adalah mengecilkan kemasannya sampai dijual per 100 gram. Ini kecil sekali, karena biasanya kemasan paling kecil itu 250 gram. Itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan kemampuan beli masyarakat sekarang,” ujarnya.
Ishana pun mengakui bahwa secara utilisasi saat ini memang terpantau sulit menuju target 70 persen. Pasalnya, setelah sempat naik ke level 67 persen karena permintaan yang baik ketika Lebaran lalu, sekarang harus kembali turun di level 62—63 persen.
Namun, lanjut Ishana, momen Iduladha memang membuat penurunan produksi olahan daging hingga 20 persen, meskipun tidak dilakukan PPKM.