Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

InJourney Optimistis Bisa Raup 330 Juta Wisatawan Domestik

InJourney optimistis bisa meraup 330 juta wisatawan domestik pada tahun ini dengan memulihkan lalu lintas penerbangan.
Wisatawan mengunjungi Pantai Kukup saat masa percobaan new normal, Gunungkidul, Minggu 28 Juni 2020./JIBI-Gigih M Hanafi
Wisatawan mengunjungi Pantai Kukup saat masa percobaan new normal, Gunungkidul, Minggu 28 Juni 2020./JIBI-Gigih M Hanafi

Bisnis.com, JAKARTA - Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aviasi dan Pariwisata atau InJourney akan memulihkan pergerakan lalu lintas penerbangan dengan mengembangkan potensi pariwisata domestik.

Direktur Marketing InJourney Maya Watono menjelaskan pemulihan harus dimulai dari pergerakan lalu lintas domestik. Pasalnya, pergerakan lalu lintas internasional masih mengalami kendala dengan adanya proses karantina.

Dia pun tidak berkespektasi untuk mendongkrak wisatawan mancanegara sepenuhnya saat ini.

"Targetnya sebanyak 330 juta wisatawan tahun ini. Sementara target mancanegara sebanyak 17 juta wisatawan," ujarnya, Senin (17/1/2022).

Sebagai langkah mendukung target pariwisata domestik, InJourney akan melakukan sinergi lalu lintas penerbangan antar-domestik.

"Makanya kenapa bandara atau penerbangan itu kita sinergikan. Jadi bagaimana bandara itu rute dan hub-nya bisa terkoneksi dengan baik," imbuhnya.

Maya menjabarkan, Indonesia menyimpan potensi wisata domestik yang besar dengan rasio 80 persen wisatawan domestik, sedangkan wisatawan mancenagara hanya di bawah 20 persen. Meski begitu, tantangan untuk pemulihan pariwisata domestik memang cukup besar, terutama mengenai masalah konektivitas dan logistik di antara destinasi-destinasi super prioritas.

Oleh karena itu penyelesaian yang diperlukan adalah agar membangunkan kembali pariwisata dan penerbangan.

Sebagai contoh, beberapa kawasan di Labuan Bajo yang dikembangkan PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) masih perlu dibenahi secara infrastruktur maupun kelayakan agar mampu mendatangkan wisatawan domestik yang lebih banyak.

“Di Labuan Bajo itu harus dikembangkan karena memang belum ada tempat-tempat yang untuk entertaintment dan lain sebagainya. Kalau kita bicara Bali, sudah full of entertaintment, ya. Tapi kalau Labuan Bajo mungkin kurang,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper