Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi telah menyadarkan betapa pentingnya investasi di sektor UMKM Indonesia untuk pemulihan dan ketahanan ekonomi.
Tahun lalu, Bank Indonesia memperkenalkan peraturan bagi sektor perbankan untuk memberikan setidaknya 25 persen dari total portofolio pinjaman mereka kepada UMKM pada Juni 2023, dan setidaknya 40 persen pada Juni 2024.
Ricardo Simatupang, Ketua PERBARINDO DKI Jaya menuturkan untuk mencapai target ini, pihak perbankan perlu berinvestasi dalam solusi digital dan tim yang berdedikasi untuk memberikan pinjaman kepada UMKM dengan cara yang terukur, sambil mengelola risiko kredit.
"Kami berharap dapat menghadirkan proyek nyata untuk transformasi digital BPR dan meningkatkan jangkauan sektor perbankan ke UMKM," ujarnya.
Untuk membantu memberikan permodalan kepada UMKM, Perhimpunan BPR Indonesia (PERBARINDO), Asosiasi BPR berkolaborasi bersama Nikel, perusahaan teknologi embedded lending berkolaborasi mengadakan workshop tatap muka untuk membahas mengenai tantang dan jalur yang bagi BPR melakukan pinjaman digital.
Acara dihadiri oleh 15 anggota BPR PERBARINDO, se-provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, serta perwakilan OJK.
Dewi Wiranti, Country Head Nikel Indonesia mengatakan melalui kerja sama ini diharapkan dapat lebih memperlancar bisnis perbankan Indonesia bagi pemberi pinjaman dan peminjam.
"Sangat menyenangkan untuk mengetahui berbagai inisiatif BPR untuk meningkatkan pinjaman kepada usaha kecil, dan kami berharap dapat berkontribusi dalam upaya ini dengan teknologi Nikel," tuturnya.
Pihaknya juga telah menyiapkan berbagai solusi pinjaman digital end-to-end bagi bank untuk meningkatkan penyaluran kreditnya dengan target nasabah UMKM lama ataupun baru.
