Bisnis.com, JAKARTA —Holding BUMN Pariwisata & Pendukung atau PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) membidik kontribusi sektor pariwisata terhadap raihan pendapatan domestik bruto atau PDB mencapai 4,5 persen pada tahun ini.
Rencananya, Holding BUMN Pariwisata itu bakal mulai mengintegrasikan sejumlah ekosistem pariwisata yang selama ini tidak saling terhubung.
Holding ini mencakup PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur , Prambanan dan Ratu Boko (Persero) (TWC), dan PT Sarinah (Persero). Holding itu juga mengelola sejumlah hotel dengan menyatukan 122 hotel yang berada di bawah Kementerian BUMN
Direktur Marketing PT Aviasi Pariwisata Indonesia Maya Watono mengatakan integrasi ekosistem itu dilakukan untuk memaksimalkan potensi aset di sektor pariwisata yang selama ini belum pernah dioptimalkan. Menurut Maya, peleburan sejumlah perusahaan pelat merah itu bakal membentuk holding pariwisata terbesar di kawasan.
“Ekpektasinya besar untuk mendongkrak kembali pariwisata yang sempat terpuruk, targetnya 17 juta wisatawan mancanegara dan 330 juta wisatawan nusantara dan kembali mendongkrak 4,5 persen GDP, itu tidak terlalu besar jika dibandingkan negara lain dari sisi pariwisata,” kata Maya saat mengadakan konferensi pers daring, Jumat (14/1/2022).
Kendati demikian, Maya mengakui target itu terbilang berat jika mengacu pada torehan kontribusi sektor pariwisata pada PDB yang berada di bawah 4 persen selama pandemi Covid-19. Dia mengatakan perseroan sudah menyiapkan sejumlah rencana pergelaran atau calender of event yang dibarengi dengan peremajaan kembali destinasi wisata terkait.
Baca Juga
Misalkan, dia mencontohkan tata letak dermaga dan kawasan wisata Labuan Bajo akan kembali dikembangkan bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Langkah itu bakal diikuti dengan pengembangan kawasan yang ada di lima destinasi super prioritas dan 10 destinasi prioritas unggulan lainnya.
“Kalau kita bicara target terdekat, calender of event 2022 sudah terbentuk, lalu MotoGP Indonesia yang pertama. Kita benar-benar harus siap, tidak sekedar event tapi transportasi, logistik dan sebagainya, ada beberapa target event seperti launching Hotel Indonesia dengan Hotel Indonesia Group,” kata dia.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan holding BUMN pariwisata yang diberi nama PT Aviasi Pariwisata Indonesia dengan merek dagang Injourney bakal fokus mengembangkan pariwisata domestik untuk memenuhi kebutuhan turis dalam negeri dan luar negeri.
"Kami membentuk holding bumn pariwisata dan pendukung tidak lain ingin memfokuskan bagaimana kesempatan membangun dan menciptakan potensi pariwisata domestik yang potensinya masih sangat besar tetapi kurang terintegrasi. Oleh karena itu, kita mencoba mengintegrasikan semua, baik infrastrukturnya, termasuk software artinya kegiatan-kegiatan di dalamnya," urainya, dikutip Jumat (14/1/2022).
Lebih lanjut, wisatawan mancanegara Indonesia pada 2019 mencapai 16 juta orang, sementara saat Covid-19 terjadi jumlah tersebut merosot 70 persen menjadi hanya 4 juta orang. Adapun, wisatawan domestik Indonesia hanya turun 30 persen menjadi 330 juta orang.
Jika membandingkan dari segi jumlah wisatawan, tentunya wisatawan domestik masih lebih tinggi dalam angka dibandingkan dengan wisatawan mancanegara yang hanya 1,5 persen dari total wisatawan.
Holding Aviasi Pariwisata Indonesia bakal membentuk bandara tidak hanya sekedar bandara, melainkan menjadi destinasi wisata berupa aero city yang di dalamnya terdapat kebutuhan gaya hidup.
"Sama dengan sambungkan ke tujuan wisata lainnya, di sana kekuatan yang kita belum punya adalah travel plan atau rencana perjalanan, yang kalau dibandingkan dgn negara lain sudah punya, tapi kita belum membentuk ekosistem ini," katanya.
InJourney atau Indonesia Journey bakal menjadi nama populer dari holding tersebut yang membentuk mega ekosistem pariwisata Indonesia. Dengan begitu, InJourney dapat bergabung dengan ekosistem lain yang ada di BUMN seperti perbankan dan super apps livin.
"Kalau lihat angka-angkanya total aset dari holding BUMN pariwisata dan pendukung ini di 2024 kurang lebih Rp260 triliun, dengan potensi penjualan yang terus meningkat," paparnya.