Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter menegaskan saat ini tarif kereta rel listrik (KRL) yang berlaku masih normal atau Rp3.000 untuk 25 km pertama.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan kebijakan menaikkan tarif KRL saat ini baru wacana. Pihaknya masih melakukan kajian dengan mempertimbangkan sejumlah masukan dan usulan dari berbagai pihak.
"Terkait dengan yang saat ini dibahas yaitu mengenai tarif, itu semua adalah pembahasan dalam FGD [Focus Group Discussion] yang rutin kita lakukan setiap tahun. Intinya sampai saat ini tarif KRL masih tarif normal, Rp3.000 untuk 25 km pertama. Jadi belum ada perubahan," ujar Anne dalam diskusi virtual bersama sejumlah media, Kamis (13/1/2022).
Anne menyebut masalah penyesuaian tarif KRL ini masih kajian, baik dari sisi waktu implementasi, besarnya seperti apa, hingga bagaimana skemanya.
KAI Commuter, sambungnya, masih butuh masukan dari berbagai stakeholder. Selain itu pihaknya juga tentu mempertimbangkan segala perubahan-perubahan terutama di masa pandemi Covid-19, termasuk dengan kemampuan membayar (ability to payment) dan kesediaan pengguna untuk membayar (willingness to pay) kereta api perkotaan.
"Itulah kenapa kita lakukan FGD supaya kita bisa mendengar masukan-masukan dari berbagai pihak. Ada banyak skema yang diajukan, jadi ini yang kita bahas," ucapnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub tengah mengkaji usulan kenaikan tarif KRL yang direncanakan pada April 2022.
Nantinya, direncanakan tarif perjalanan menggunakan moda transportasi favorit di Jabodetabek itu akan naik dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 untuk 25 km pertama. Sementara itu 10 km selanjutnya bakal dikenakan penambahanan biaya Rp1.000.
"Nah ini dari hasil survei tadi ini masih ada tahap diskusi juga. Kita akan usulkan penyesuaian tarif KRL kurang lebih Rp2.000 pada 25 km pertama. Jadi kalau yang semula sebesar Rp3.000 untuk 25 km ini jadi Rp5.000," ujar Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Lalu Lintas dan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Arif Anwar dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (12/1/2022).
Arif mengatakan rekomendasi usulan kenaikan tarif tersebut merupakan hasil kajian kemampuan membayar dan kesediaan pengguna untuk membayar kereta api perkotaan.
Dari survei yang dilakukan di lingkup Jabodetabek, rata-rata kemampuan membayar masyarakat sebesar Rp8.486 untuk ongkos KRL. Sementara kesediaan membayar masyarakat pada moda Commuter Line sebesar Rp4.625.
Adapun dia memerinci, survei dilakukan terhadap responden yang berasal dari semua lintas KRL seperti Bogor, Bekasi, Serpong dan Tanggerang sebanyak 6.841 orang yang terdiri dari responden pria 51 persen (3.577 orang) dan Wanita sebesar 49 persen (3.364 orang).
Sedangkan komposisi responden adalah pekerja sebesar 53 persen, produktif lain (sektor informal) 23 persen, serta pengguna untuk wisata dan rekreasi sebanyak 8 persen, dan 18 persen untuk keperluan lain.