Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan kopi dunia berangsur naik setelah hampir dua tahun menurun akibat dampak pandemi global. Sejalan dengan hal tersebut, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank memanfaatkan kesempatan dengan pengembangan bisnis kopi, melalui program Desa Devisa khusus kopi.
Adapun, nilai ekspor kopi Indonesia mengalami rebound berkat kenaikan harga kopi dunia. Pertumbuhan nilai ekspor kopi Indonesia membaik dari -6,9 pada 2020, meskipun pertumbuhan kumulatif Januari-Oktober 2021 masih tercatat -1,9 persen. Porsi ekspor terbesar yaitu jenis kopi tidak disangrai (98,51 persen) dengan pertumbuhan nilai ekspornya -7,22 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2020.
Direktur Bisnis II LPEI Maqin U. Norhadi mengatakan pihaknya sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan untuk menggerakkan ekspor nasional, sudah mempersiapkan sejak tahun lalu dengan mendorong pengembangan program Desa Devisa khusus kopi. Program tersebut dimulai di Kabupaten Subang, Juli 2021 lalu.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga meminta LPEI untuk bisa lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi.
"Kita dihadapkan pada sebuah lingkungan dunia yang bergerak sangat cepat. Ekspor merupakan salah satu engine growth yang sangat penting. LPEI yang berfungsi sebagai pemberi kredit atau credit enhancer, sebagai fasilitator, akselerator, maupun agregator harus meningkatkan kreativitas dan inovasi," kata Sri Mulyani, seperti yang dikutip dari siaran resmi, Senin (10/1/2022).
Berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute, permintaan kopi dunia pada 2022 akan semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi. Apalagi, pasarnya juga semakin luas.
Ekspor perdana kopi hasil binaan Desa Devisa LPEI di Subang tercatat mencapai 18 ton untuk tujuan Arab Saudi. Padahal, pasar tradisional kopi seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, dan negara Eropa lainnya terus membesar.
"Para eksportir kopi nasional ini, berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute tersebar di Semarang, Banda Aceh, Deliserdang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya dan Sidoarjo, serta Malang," demikian dikutip dari siaran resmi.
LPEI juga mencatat ceruk permintaan kopi yang lebih spesifik memiliki pasar yang sangat cerah, seperti kopi organik. Oleh karena itu, selain di Subang, LPEI mendampingi pengembangan bisnis kopi organik di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi.
"Tahun ini, ditargetkan kopi organik jenis java ijen dapat mulai diekspor untuk memenuhi pasar Jepang. Desa-desa di kawasan ini menjadi bagian dari program Desa Devisa LPEI, yang pada tahun 2022 ditargetkan dapat menjangkau sekitar 100 desa melalui program Desa Devisa tersebut," ujar Maqin.