Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Barang Konsumsi Rentan Naik, Indomaret: Tak Ganggu Ekspansi Gerai

Indomaret akan mengikuti kebijakan penetapan harga dari setiap produsen, jika terjadi kenaikan harga.
Gerai Indomaret/JIBI
Gerai Indomaret/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indomarco Prismatama, perusahaan pengelola jaringan minimarket Indomaret, memastikan tren harga barang konsumsi yang naik pada tahun ini tidak akan memengaruhi rencana pengembangan gerai.

Marketing Director PT Indomarco Prismatama Darmawie Alie mengatakan ekspansi gerai akan mengacu pada potensi pasar.

"Rencana ekspansi gerai tetap memperhatikan  potensi market yang ada dan dievaluasi secara periodik impact kenaikan harga terutama sembako yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat," katanya, dalam jawaban tertulis, Kamis (6/1/2022).

Darwamie menjelaskan Indomaret akan mengikuti kebijakan penetapan harga (pricing policy) dari setiap prinsipal atau produsen yang ada. Apabila terjadi kenaikan harga, maka ritel akan melakukan penyesuaian dan penjualan bisa terdampak jika permintaan pada produk di pasar lebih besar dari pasokan yang ada.

"Intinya Indomaret hanya menyesuaikan harga jual berdasarkan penyesuaian harga beli dari pemasok, jadi kami tidak akan mencari keuntungan dari kenaikan harga," katanya.

Sebagaimana dilaporkan IHS Markit, masalah lonjakan harga bahan baku masih memberi tekanan kepada industri di Tanah Air meski PMI manufaktur melanjutkan tren ekspansi di level 53,5 pada Desember 2021.

IHS Markit menyebutkan kenaikan biaya input dan output masih dirasakan para produsen dengan inflasi harga input mencapai level tertinggi dalam 8 tahun. Para responden juga menyebutkan kenaikan biaya terjadi pada semua bahan baku dan ongkos logistik. Situasi ini membuat para pelaku usaha memutuskan meneruskan harga ke konsumen.

Menanggapi kenaikan harga dari produsen, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan para peritel mulai memilih melakukan substitusi ke barang lokal. Barang dengan komponen impor tinggi dinilai lebih rentan mengalami gejolak harga dan berdampak pada penjualan.

“Peritel menyiapkan strategi substitusi ke produk lokal karena cenderung lebih stabil. Ini utamanya di produk FMCG [fast moving consumer goods],” katanya, Selasa (4/1/2022).

Budihardjo mengatakan kenaikan harga tidak bisa dihindari untuk produk-produk yang memang didatangkan dari luar negeri, tetapi dia memastikan penjualan kelompok produk ini tetap terjaga karena memiliki segmen tersendiri.

Dia memberi contoh pada produk makanan tertentu dengan pangsa pasar ekspatriat atau pakaian bermerk pada kelompok kelas menengah.

“Kami menjaga produk-produk dengan segmen pasar yang luas seperti bahan pangan pokok dan kebutuhan sehari-hari. Produk inilah yang kenaikan harganya akan sangat berpengaruh,” lanjutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper