Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan bahwa pasokan gas alam cari atau liquefied natural gas (LNG) dari kilang-kilang di dalam negeri mencukupi kebutuhan sektor ketenagalistrikan.
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengatakan dalam tiga tahun terakhir, sektor hulu migas selalu berhasil memenuhi komitmen jumlah kargo LNG untuk sektor kelistrikan dalam negeri.
Saat ini, pasokan LNG untuk kelistrikan berasal dari kilang LNG Bontang dan Tangguh. Realisasi pasokan LNG untuk PLN dari kedua Kilang tersebut adalah 58 kargo pada 2019, 40 kargo pada 2020, dan 54 kargo pada 2021.
"Semua kebutuhan bisa dipenuhi, termasuk beberapa permintaan yang secara tata waktu berubah dari jadwal semula," ujar Arief dalam keterangan resminya, Rabu (5/1/2021).
Di sisi lain, SKK Migas mencatat terdapat kargo-kargo yang secara kontraktual telah disiapkan malah tidak terserap oleh PLN. Pada 2020 terdapat 13 kargo yang secara kontraktual tidak terserap oleh PLN dan 11 kargo tidak terserap pada 2021.
Arief mengungkapkan pada tahun ini sektor hulu migas masih tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan LNG dari pembangkit listrik PLN dengan telah menyiapkan 58 kargo dari kilang LNG Bontang dan Tangguh.
Dia mengungkapkan pihaknya bersama dengan pihak terkait tengah memastikan ketersediaan energi untuk kelistrikan, khususnya pada kuartal I/2022
Dia menegaskan bahwa LNG merupakan komoditas yang butuh waktu untuk menyiapkannya, sehingga SKK Migas berharap seluruh kargo yang disiapkan untuk PLN dapat diserap.
“Perencanaan penggunaan bahan bakar LNG untuk sektor kelistrikan diharapkan dapat dibenahi ke depannya untuk memastikan pasokan aman bagi pembeli dan kesinambungan produksi bagi penjual,” ungkapnya.
Adapun, sektor hulu migas mulai memasok LNG untuk kebutuhan domestik pada 2012. Saat itu volume pasokan untuk domestik masih sebesar 14 kargo. Jumlah tersebut terus meningkat dengan angka tertinggi sebesar 60,6 kargo pada 2019. Turunnya permintaan LNG akibat pandemi membuat serapan pada 2020 turun ke 44,9 kargo.
Namun, pada 2021 tren kembali naik dengan jumlah pasokan mencapai 56 kargo. Dari pasokan LNG untuk domestik tersebut, pasokan untuk sektor kelistrikan menjadi yang paling tinggi. Tahun lalu, dari total pasokan 56 kargo, pasokan untuk sektor kelistrikan mencapai 54 kargo. Sisanya, untuk sektor industri. Dengan demikian, 96,5 persen pasokan LNG untuk domestik digunakan oleh sektor kelistrikan.
"Komitmen untuk mendukung sektor kelistrikan ini akan terus kami jaga seiring semakin strategisnya peranan gas alam sebagai energi transisi," pungkasnya.