Bisnis.com, JAKARTA - PT Phapros Tbk. (PEHA) dalam proses penggantian bahan baku obat (BBO) dari impor ke produk dalam negeri yang disuplai PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).
Sekretaris Perusahaan Phapros Zahmilia Akbar mengatakan produksi BBO dalam negeri perlu semakin digiatkan untuk mendorong kemandirian industri farmasi yang masih bergantung pada impor bahan baku sebesar 90-95 persen.
"Kami berharap bahan baku dalam negeri makin giat, makin cepat, dan bisa dipakai secara masif," kata Zahmilia di Jakarta, Senin (27/12/2021).
Mengenai daya saing harga BBO dalam negeri dengan produk impor, Zahmilia mengaku belum melakukan perbandingan.
Sebelumnya diketahui, PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) telah mengembangkan 10 molekul BBO. Sebanyak enam diantaranya telah terserap oleh industri farmasi dan mengantongi sertifikat good manufacturing practice (GMP) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sedangkan empat jenis BBO lainnya masih dalam proses peralihan sumber bahan baku di sejumlah pabrikan farmasi.
Baca Juga
Beberapa waktu lalu, industri farmasi dalam negeri sempat mengulang kondisi tersendatnya bahan baku karena krisis energi di China. Namun, Zahmilia mengatakan pihaknya telah belajar dari kondisi serupa saat awal pandemi Covid-19.
Ketika lockdown ketat di China menyebabkan suplai BBO ke dalam negeri tersendat, Phapros mengintensifkan hubungan baik dengan produsen bahan baku di sejumlah negara.
Selain itu, manajemen stok juga diperpanjang dari awalnya 3 bulan menjadi 4 sampai 5 bulan. Saat terjadi krisis energi di China, strategi itu kembali diterapkan.
"Dengan kepastian kebutuhan nasional, kami sudah amankan [stok bahan baku], supaya jangan sampai stok produk kami di pasaran kosong," ujarnya.