Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bakal segera mengumumkan anggaran pemerintah senilai 107,6 triliun yen atau US$943 miliar untuk tahun fiskal yang dimulai pada April 2022.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (22/12/2021), anggaran akan naik sebesar 0,9 persen dibandingkan dengan rencana belanja tahun ini, meskipun realisasi pengeluaran pada akhir tahun fiskal biasanya meningkat dengan anggaran tambahan seiring berjalannya waktu.
Pendapatan pajak diperkirakan naik hingga 65,2 triliun yen (US$570,95 miliar), membuat penerbitan obligasi baru lebih terbatas menjadi 36,9 triliun yen. Adapun, anggaran awal tahun fiskal saat ini mematok penerbitan sebesar 43,6 triliun yen (US$381,77 miliar).
Baca Juga
Proyeksi kenaikan pendapatan pajak menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk mendukung rumah tangga dan perusahaan selama pandemi telah mengurangi dampak ekonomi. Namun, penerbitan obligasi menunjukkan Jepang masih harus meminjam lebih dari sepertiga dari dana yang dibutuhkannya.
"Kementerian Keuangan telah berhasil menahan pengeluaran secara relatif. Masalahnya adalah sistem Jepang memungkinkan pengeluaran membengkak dengan anggaran ekstra, yang tidak diteliti dengan cermat," ungkap Kepala Ekonom Research Institute Meiji Yasuda Yuichi Kodama.
Pendanaan tahunan ini akan mendanai sejumlah pos belanja yang merupakan paket stimulus Kishida senilai lebih dari US$690 miliar yang bertujuan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi yang dihadapkan pada strain baru omicron.