Bisnis.com, JAKARTA – Proyek kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) fase 1, yakni pengerjaan Outside Battery Limit (OSBL) proyek revamping aromatik telah selesai dan diresmikan pada 20 Desember 2021 oleh PT Pertamina (Persero).
Adapun, peresmian tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan dihadiri oleh Direksi dan Komisaris Pertamina, Direksi dan Komisaris PT Kilang Pertamina Internasional, Direksi PT Tuban Petrochemical Industries, serta Bupati Tuban.
“Pertamina terus berupaya meningkatkan kapasitas kilang dalam rangka optimalisasi produk BBM [bahan bakar minyak] dan memperbaiki kualitas BBM, serta Naptha. Untuk mengantisipasi penurunan permintaan terhadap BBM, Pertamina mengintegrasikan kilang petrochemical, mengingat saat ini produk tersebut masih diimpor,” ujar Nicke dalam keterangan resminya, Selasa (21/12/2021).
Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries Sukriyanto menjelaskan, proyek revamping kilang TPPI adalah salah satu milestone penting dari serangkaian langkah-langkah yang disepakati dalam perjanjian antara Menteri Keuangan dan PT Pertamina (Persero) pada Agustus 2018 dalam rangka pengembangan industri petrokimia nasional.
Penyelesaian OSBL, berupa 5 unit Tangki berfungsi tidak hanya untuk mendukung keseluruhan proyek revamping aromatik, namun juga dapat meningkatkan fleksibilitas operasional Kilang TPPI.
Penyelesaian OSBL tersebut termasuk pembangunan 5 unit Tangki, lengkap dengan sistem perpipaan, kelistrikan, instrumentasi, dan safety, dengan nilai proyek sebesar Rp379,75 miliar.
Baca Juga
Pembangunan OSBL yang telah selesai dan di-commissioning terdiri atas tiga tangki berkapasitas 40.000 kiloliter, satu tangki dengan kapasitas 38.000 kiloliter, dan 1 tangki berkapasitas 15.200 kiloliter. Seluruhnya pun sudah mulai digunakan dalam operasi Kilang TPPI sejak 18 Desember 2021.
TPPI memulai pembangunan OSBL pada Juni 2020 dan dapat diselesaikan sesuai target, yakni 18 bulan. Faktor-faktor kesuksesan penyelesaian proyek OSBL tersebut, di antaranya adalah sistem kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC) yang kuat melalui pendefinisian Scope of Work (SOW) proyek secara jelas, dan menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten.
“Langkah tersebut diawali dengan pengambilalihan TubanPetro oleh Menteri Keuangan dan Pertamina, peningkatan kepemilikan saham di TPPI dan sekaligus memberikan tambahan modal untuk peningkatan kapasitas kilang, serta inisiasi beberapa proyek pengembangan pada anak perusahaan TubanPetro lainnya,” ujarnya.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono menambahkan, pihaknya berkomitmen penuh untuk mengembangkan kilang TPPI, tidak hanya pada aspek operasi, tetapi juga aspek bisnis ke depan melalui optimasi, serta integrasi antara Kilang TPPI dan kilang-kilang Pertamina yang ada.
“Pengembangan dari Kilang TPPI ini dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu proyek revamp TPPI guna memaksimalkan produksi paraxylene, dan proyek olefin TPPI,” jelasnya.