Bisnis.com, JAKARTA – PT Berdikari (Persero), BUMN di sektor peternakan, memperkirakan realisasi impor daging sapi asal Brasil tidak akan mencapai volume yang ditugaskan. Sejauh ini, realisasi impor telah mencapai 18.000 ton, sedangkan kuota yang ditugaskan pemerintah mencapai 20.000 ton.
“Kami perkirakan tidak akan sampai 20.000 ton, karena jadwal pengapalan dari Brasil tidak terkejar masa berlaku izinnya,” kata Direktur Operasional Berdikari Muhammad Hasyim ketika ditemui di Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Hasyim mengatakan, izin impor yang diberikan pemerintah berlaku sampai 31 Desember 2021. Di sisi lain, pengapalan dari Brasil setidaknya membutuhkan waktu sampai 36 hari, dan sampai batas waktu yang ditentukan produk impor harus sudah berada di wilayah Indonesia.
“Sebenarnya masih bisa kami habiskan. Namun karena waktunya mepet, tidak bisa. Kalau lewat dari 31 Desember 2021 tidak boleh masuk,” katanya.
Hasyim juga memberi konfirmasi bahwa perusahaan mendapat tugas impor tambahan untuk daging sapi atau kerbau yang rencananya berasal dari Pakistan. Dia memperkirakan, izin impor akan mulai diberikan untuk pemasukan awal 2022.
Akan tetapi, Hasyim menjelaskan bahwa pasokan dari Pakistan cenderung baru dan belum pernah dilakukan perusahaan. Berdikari sendiri tengah meninjau regulasi yang berlaku dan syarat-syarat pemasukan untuk daging sapi atau kerbau dari wilayah tersebut.
Baca Juga
“Tentunya kami yang ditugasi harus koordinasi dengan karantina dan kesehatan yang punya otoritas memberi izin, bisakah pemasukan dari Pakistan. Jadi mungkin ada proses yang harus kami lalui,” katanya.
Selain mengimpor daging sapi sebagai bagian dari penugasan, Berdikari mengimpor sapi bakalan dari Australia untuk usaha penggemukan. Sejauh ini, perusahaan memiliki sekitar 2.000 ekor sapi yang digemukkan dan biasanya dipasok untuk memenuhi kebutuhan pada festive season.