Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Neraca Dagang Surplus 19 Bulan Beruntun, Begini Pandangan BI

Meski surplus neraca perdagangan Indonesia pada November 2021 lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya, Bank Indonesia memandang neraca perdagangan Indonesia terus mencatat nilai positif sejak Mei 2020.
Maria Elena
Maria Elena - Bisnis.com 16 Desember 2021  |  12:15 WIB
Neraca Dagang Surplus 19 Bulan Beruntun, Begini Pandangan BI
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019). - Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada November 2021 tetap tinggi mencapai US$3,51 miliar, meski lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar US$5,74 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan, dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia terus mencatat nilai positif sejak Mei 2020.

Jika diakumulasikan, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-November 2021 secara keseluruhan mencatat surplus sebesar US$34,32 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama pada 2020 sebesar US$19,52 miliar.

“BI memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” katanya dalam siaran pers, yang dikutip Bisnis, Kamis (16/12/2021).

Adapun, surplus neraca perdagangan November 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi di tengah defisit neraca perdagangan migas yang meningkat.

Pada November 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$5,21 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Oktober 2021 sebesar US$6,61 miliar.

Ekspor nonmigas pada November 2021 tercatat sebesar US$21,51 miliar, sedikit meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar US$21,0 miliar.

Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara serta produk manufaktur, seperti karet dan barang dari karet serta logam mulia dan perhiasan/permata, tercatat meningkat.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global.

Erwin menyampaikan, BI ke depan akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bank indonesia BPS surplus perdagangan
Editor : Azizah Nur Alfi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top