Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Properti Masih Terkontraksi, Perekonomian China Terancam

Harga properti yang masih terkontraksi masih membuat perekonomian China terancam. Apa saja dampaknya?
China Evergrande Center di Wan Chai, Hong Kong, pada Senin (20/9/2021)/Bloomberg-Kyle Lam
China Evergrande Center di Wan Chai, Hong Kong, pada Senin (20/9/2021)/Bloomberg-Kyle Lam

Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian China terancam setelah kemerosotan industri properti China berlanjut pada November lantaran harga rumah dan penjualannya yang turun dalam 3 bulan terakhir.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (15/12/2021), Biro Statistik Nasional China menyebutkan pada Rabu, harga rumah baru di 70 kota, tidak termasuk rumah subsidi, menurun 0,33 persen pada bulan lalu dari Oktober yang turun 0,25 persen.

Penjualan rumah turun 17 persen per November dari tahun sebelumnya, sedikit lebih baik dibandingkan dari penurunan Oktober sebesar 24 persen.

Sentimen di pasar properti China semakin tergerogoti setelah adanya krisis likuiditas di antara pengembang properti, mengikuti larangan terhadap penggunaan aset atau leverage yang berlebihan di industri ini.

Namun, otoritas mulai merelaksasi industri ini agar melindungi perlambatan pada ekonomi. Investasi properti tumbuh 6 persen dalam 11 bulan pada 2021, melambat 7,2 persen selama Januar - Oktober. Kendati demikian, masih ada sinyal positif karena para kontraktor menambah pembelian lahan pada November.

Adapun harga rumah di pasar sekunder turun 0,37 persen untuk bulan ke-4. Penurunan nilai yang terus-menerus tidak akan banyak menarik calon pembeli karena penundaan konstruksi di beberapa pengembang yang melemahkan kepercayaan.

Aksi jual investor dari pengembang China yang diperangi semakin dalam pada pekan ini menyusul kecemasan atas kesehatan keuangan Shimao Group Holdings Ltd., yang dianggap sebagai salah satu pemain sektor yang lebih kuat.

Sementara itu, pasar keuangan sebagian besar mengabaikan default obligasi China Evergrande Group dan Kaisa Group Holdings Ltd pekan lalu.  Dalam sebuah catatan analis China Real Estate Information Corp., pasar untuk rumah baru belum mencapai titik terendah. Pengembang yang kekurangan uang kemungkinan akan menggunakan diskon yang lebih besar pada akhir tahun.

Lesunya pasar perumahan China memicu kekhawatiran pada pertumbuhan ekonomi, mengingat sektor tersebut menyumbang sekitar seperempat dari produk domestik bruto.

Meski Partai Komunis telah mengatakan bahwa rumah merupakan hunian, bukan untuk spekulasi, ekonom China UBS Group AG Wang Tao mengatakan dalam sebuah laporan pada pekan ini bahwa prospek pelonggaran di sektor ini.

Selain itu, sektor perumahan juga masih tertolong dengan adanya kenaikan kredit kepemilikan rumah yang tumbuh pada November. Beberapa bank di kota Shenzhen di China selatan telah memangkas suku bunga hipotek rumah, seperti dilaporkan CCTV.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper