Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beli Sertifikat Energi Terbarukan, Nike hingga Uniqlo Gunakan EBT di Kegiatan Operasi

Sebanyak 28 perusahaan lokal dan global membeli sertifikat energi baru terbarukan atau renewable energy certificate (REC) dari PT PLN (Persero).
Petugas mengecek instalasi di PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021). Pertamina menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 diantaranya melalui pemanfaatan energi rendah karbon dan efisiensi energi sebagai komitmen perseroan terhadap implementasi Environmental, Social and Governance (ESG). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Petugas mengecek instalasi di PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021). Pertamina menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 diantaranya melalui pemanfaatan energi rendah karbon dan efisiensi energi sebagai komitmen perseroan terhadap implementasi Environmental, Social and Governance (ESG). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 28 perusahaan lokal dan global membeli sertifikat energi baru terbarukan atau renewable energy certificate (REC) dari PT PLN (Persero).

Sertifikat tersebut diberikan bagi perusahaan yang menggunakan energi bersih dalam operasinya. Produk REC disebut menjadi salah satu solusi konkret dalam mencapai bauran energi bersih sebesar 23 persen pada 2025.

Kontrak jual beli REC dilakukan sejumlah perusahaan, seperti Nike Trading Company B.V (Nike), PT Fast Retailing Indonesia (Uniqlo), PT Clariant Indonesia, PT South Pacific Viscose, PT Reckitt Benckiser, Kawasan GIIC – Deltamas, dan 22 perusahaan besar lainnya.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, REC menjadi terobosan konkret dari PLN untuk mendorong pemanfaatan EBT di Tanah Air.

“Ini salah satu inisiatif yang sangat baik untuk jangka pendek. Terima kasih kepada PLN, semoga semakin banyak perusahaan yang beralih ke energi bersih dan memanfaatkan REC ke depan,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (14/12/2021).

Dia berharap, inovasi di sektor energi dapat memberi kontribusi bagi target capaian 23 persen bauran energi bersih pada 2025. Dia meyakini, REC akan disambut baik oleh kalangan industri, termasuk dorongan dekarbonisasi yang digaungkan global.

“Kami juga akan segera mengimplementasikan regulasi-regulasi terkait untuk mendorong pemanfaatan EBT. Sekarang sedang kami finalisasi untuk dua regulasi, yang pertama adalah tarif untuk EBT, dan yang kedua terkait pemanfaatan PLTS atap, tentunya ini akan bekerja sama dengan PLN,” terangnya.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menyebut, kerja sama itu merupakan salah satu bentuk usaha bersama untuk membangun dunia yang lebih bersih.

Sertifikat tersebut membuktikan bahwa energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diaudit oleh sistem tracking internasional, APX TIGRs di California, Amerika Serikat.

“Listrik yang disalurkan sesuai dengan besaran yang diperjualbelikan berasal dari EBT. Terima kasih kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi pelanggan, sekaligus partner kami dalam menggunakan REC,” katanya.

PLN, katanya, berkomitmen untuk terus bertransformasi agar dapat menghasilkan lebih banyak produk energi ramah lingkungan dan mengembangkan layanan-layanan inovatif, seperti green tariff.

“PLN berkomitmen menggunakan hasil penjualan REC untuk mengembangkan kapasitas pembangkit EBT di Indonesia menuju target nasional energi terbarukan pada 2025,” imbuhnya.

Pada tahap awal, PLN mendaftarkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang, Jawa Barat, dengan kapasitas 140 MW. Kapasitas itu dapat menghasilkan listrik sebesar 993.000 MWh per tahun, atau setara dengan 993.000 unit REC.

Dalam waktu dekat, perseroan akan menambah opsi sumber pembangkit EBT lainnya, yaitu PLTP Lahendong 80 MW dan PLTA Bakaru 130 MW yang berlokasi di Sulawesi.

Dua pembangkit EBT tersebut dapat menghasilkan listrik sebesar lebih dari 1 juta MWh per tahun, atau setara dengan 1,5 juta unit REC.

“Dengan kapasitas pembangkit EBT 7.936 MW dan akan terus bertambah, ke depannya PLN akan mendaftarkan pembangkit listrik energi baru terbarukan dengan jenis dan lokasi lainnya untuk mengakomodir kebutuhan pelanggan atas produk REC,” katanya.

Berikut daftar 28 perusahaan yang melakukan penandatanganan perjanjian jual beli REC dengan PLN:

  1. Nike Trading Company B.V. / Nike Global Trading B.V.
  2. PT Fast Retailing
  3. PT Reckitt Benckiser
  4. PT Zurich Topas Life
  5. PT Asuransi Zurich Indonesia Tbk
  6. PT Karya Tangan Indah
  7. PT Jewelry Design Service
  8. PT Langgeng Kreasi Jayaprima
  9. PT Betts Indonesia
  10. PT Clariant Adsorbents Indonesia
  11. PT Clariant Indonesia
  12. PT Ameya Livingstyle Indonesia
  13. PT Anggun Kreasi Garmen
  14. PT Concentrix Services Indonesia
  15. PT ABB Sakti Industri
  16. PT South Pacific Viscose
  17. PT Nikomas Gemilang
  18. PT Pou Yuen Indonesia
  19. PT KG Taekwang Indonesia
  20. PT Adis Dimension Footwear
  21. PT Pratama Abadi Indonesia (Sukabumi)
  22. PT Pratama Abadi Indonesia (Tangerang)
  23. PT Shoetown Ligung Indonesia
  24. PT Baiksan Indonesia
  25. PT KMK Global Sport
  26. PT Selalu Cinta Indonesia
  27. Kawasan Industri GIIC Deltamas
  28. PT Voith Paper Rolls Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper