Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Dagang RI Diprediksi Cetak Surplus US$4,39 Miliar pada November 2021

Ekspor Indonesia pada November 2021 diperkirakan akan meningkat sebesar 48,57 persen secara tahunan.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia diproyeksi akan melanjutkan tren surplus yang tinggi pada November 2021.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mencatat surplus sebesar US$4,39 miliar pada November 2021, lebih rendah dibandingkan dengan posisi surplus pada Oktober 2021 sebesar US$5,73 miliar.

Menurutnya, surplus neraca perdagangan pada periode tersebut akan didorong oleh harga komoditas yang relatif tinggi, sementara kinerja impor membaik menyusul pelonggaran PPKM, yang telah memperkuat permintaan domestik.

“Kami memperkirakan ekspor Indonesia pada November 2021 akan meningkat sebesar 48,57 persen secara tahunan [year-on-year/yoy] atau 2,9 persen secara bulanan [month-to-month/mom,” katanya, Senin (13/12/2021).

Faisal mengatakan, peningkatan ekspor juga didukung oleh permintaan yang tetap tinggi, terutama dari negara mitra dagang utama Indonesia, tercermin dari PMI manufaktur mitra dagang utama yang masih kuat.

Di sisi lain, dia memperkirakan kinerja impor Indonesia akan tumbuh sebesar 44,29 persen secara tahunan atau 12,15 persen secara bulanan.

Peningkatan impor tersebut sejalan dengan PMI manufaktur Indonesia yang masih dalam zona ekspansif, serta didorong oleh adanya potensi impor musiman pada momentum libur akhir tahun.

Dengan surplus yang tetap tinggi pada November 2021, Faisal memperkirakan neraca transaksi berjalan pada keseluruhan tahun 2021 akan mencatatkan surplus kecil.

“Perkiraan kami saat ini menunjukkan bahwa neraca transaksi berjalan 2021 bisa menjadi sekitar 0,1 persen dari PDB,” katanya.

Dia menambahkan, kondisi ini nantinya akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan normalisasi kebijakan moneter global dan kekhawatiran varian Omicron.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper