Bisnis.com, JAKARTA - Produsen baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) mencatatkan rata-rata utilisasi kapasitas produksi sebesar 83-85 persen sepanjang tahun ini. Direktur Komersial KRAS Melati Sarnita mengatakan capaian itu menjadi yang pertama dimana perseroan mencatatkan utilisasi produksi di atas 80 persen.
"Saya rasa ini pertama kalinya kami mencapai di atas 80 persen [utilisasi]," kata Melati dalam webinar bertajuk penguatan industri baja nasional, Senin (13/12/2021)
Adapun, berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, rata-rata utilisasi industri logam dasar sepanjang tahun berjalan 2021 mencapai 66,25 persen. Adapun rata-rata utilisasi industri barang logam bukan mesin dan peralatannya mencapai 73,99 persen.
Kenaikan utilisasi KRAS juga sejalan dengan kinerja penjualan yang positif sampai dengan kuartal III/2021 yang meningkat 36,9 persen secara volume dari 1.163 kilo ton pada triwulan III/2020 menjadi 1.592 kilo ton. Adapun secara nilai penjualan, perseroan mencatatkan peningkatan 71,5 persen dari Rp13 triliun menjadi Rp23 triliun.
Penjualan produk penghiliran mengalami peningkatan pesat secara volume sebesar 656,2 persen menjadi 13.181 ton dari periode yang sama tahun lalu 1.743 ton.
Sepanjang tahun ini, Melati optimistis dapat mencapai maksimal kapasitas produksi mencapai 2 juta ton. Dengan beroperasinya pabrik hot strip mill (HSM) 2 yang mulai bergulir pada Mei tahun ini, kapasitas produksi perseroan menjadi 3,9 juta ton per tahun.
Baca Juga
Pabrik KRAS tersebut sebelumnya dibangun dengan investasi senilai Rp7,5 triliun di atas lahan seluas 25 hektare dan kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun.
Produk hot rolled coil (HRC) yang diproduksi di HSM 2 diutamakan untuk membidik pasar otomotif yang membutuhkan baja dengan kualitas tinggi.
"Kami sudah punya HSM 1 dan HSM 2 dengan teknologi yang jauh lebih bagus, mudah-mudahan itu dapat meng-cover most of steel requirement in Indonesia. Harapan kami nantinya dengan proteksi-proteksi impor, bisa meningkatkan utilisasi apalagi untuk untuk pabrik baru," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Industri Logam Kemenperin Budi Susanto mengatakan produksi baja diperkirakan mencapai 12,27 juta ton pada tahun ini, atau tumbuh 6,05 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 11,57 juta ton.
Dalam jangka menengah, target kapasitas produksi baja diproyeksikan mencapai 17 juta ton pada 2024.
"Industri sebagian besar telah beroperasi penuh. Namun, masih dalam pemantauan dan diperlukan pelaporan secara tertib dan berkala," kata Budi