Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Daur Ulang Semarak, Topang Kinerja Industri Kemasan

Sejumlah perusahaan fast moving consumer good (FMCG) mulai merogoh investasi besar untuk pengemasan, didorong naiknya permintaan dan tuntutan penggunaan bahan daur ulang.
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. /Bisnis-Arief Hermawan P
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja industri kemasan diproyeksi belum akan mencatatkan pertumbuhan optimal pada tahun ini. Namun demikian, investasi di pada sektor daur ulang kemasan plastik makin semarak dan diperkirakan dapat menopang kinerja industri pada tahun depan.

Direktur Eksekutif Federasi Kemasan Indonesia Henky Wibawa mengatakan sejumlah perusahaan fast moving consumer good (FMCG) mulai merogoh investasi besar untuk pengemasan, didorong naiknya permintaan dan tuntutan penggunaan bahan daur ulang.

"Investasi cukup menggembirakan. Investasi mesin untuk menambah kapasitas di bidang packaging lumayan besar, menambah teknologi baru, karena permintaan meningkat," kata Henky saat dihubungi Bisnis, Rabu (8/12/2021).

Tahun ini, Henky memproyeksikan pertumbuhan industri kemasan hanya di kisaran 3–4 persen, di bawah angka pertumbuhan organik 6 persen. Kendalanya, selain permintaan yang sempat turun karena pembatasan aktivitas masyarakat, juga harga bahan baku yang melonjak tajam.

Kedua faktor tersebut menyebabkan pertumbuhan industri tidak bisa optimal pada tahun ini. Sementara itu, tingginya harga bahan baku diperkirakan masih akan tetap berlanjut pada tahun depan dan menjadi tekanan bagi pelaku usaha mengingat 50 persen material kemasan masih didatangkan dari impor. Kendala logistik berupa kelangkaan kontainer dan tingginya ongkos pengapalan ikut mengerek harga bahan baku kemasan.

Meski demikian, Henky optimistis peningkatan kapasitas produksi dengan adanya penambahan investasi, bakal mengerek kinerja industri hingga 6 persen pada 2022.

"Saya tetap di angka konservatif 5–6 persen [untuk pertumbuhan tahun depan], itu yang kami harapkan," lanjutnya.

Selain tantangan bahan baku, industri kemasan juga cenderung sulit berekspansi ke pasar di luar Jawa karena kendala ketersediaan infrastruktur. Menurut Henky, pasar di luar Jawa dan Sumatera menyimpan potensi besar untuk dijajaki.

Dengan tren belanja melalui platform dagang elektronik saat ini, penetrasi ke pasar di luar Jawa diharapkan dapat meningkat.

Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Indonesia (Adupi) Christine Halim menambahkan, rencana investasi untuk menambah kapasitas produksi daur ulang antara lain oleh Veolia Water Technologies Indonesia, Dynapack, Coca-Cola, dan Mayora Indah Group.

"Terutama [fasilitas daur ulang] PET untuk food contact," kata Christine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper