Bisnis.com, JAKARTA - Industri daur ulang perlahan menunjukkan perbaikan kinerja seiring bergeliatnya aktivitas masyarakat dan ekonomi.
Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik (Adupi) Christine Halim mengatakan terjadi perbaikan permintaan seiring kenaikan harga minyak dunia pada dua bulan terakhir. Kenaikan harga minyak dunia yang ikut mengerek harga bahan baku plastik, mendorong peralihan ke material daur ulang. Christine memperkirakan kenaikan volume produksi dapat menyentuh angka 20 persen pada tahun ini.
"Volume pabrikan daur ulang ada kenaikan karena harga minyak bumi kemarin sempat naik dan permintaan bahan daur ulang meningkat. Tetapi memang tidak besar, sekitar 10-20 persen saja," kata Christine kepada Bisnis, Rabu (8/12/2021).
Meski mencatatkan pertumbuhan pada tahun ini, volume produksi diakuinya belum dapat kembali ke posisi sebelum pandemi. Ke depan, Christine mengaku belum dapat memproyeksikan kinerja industri pada 2022 karena penyebaran Covid-19 masih menimbulkan ketidakpastian usaha. Selain itu, kinerja ekspor saat ini juga masih terhalang mahalnya harga pengapalan.
Selama dua tahun masa pandemi, penurunan bahan daur ulang yang bernilai ekonomi seperti botol dan gelas plastik sangat dirasakan oleh pelaku usaha. Pasalnya, masyarakat banyak berkegiatan di rumah sehingga mengurangi konsumsi kemasan sekali pakai.
Demikian juga dengan gelaran seperti pesta dan acara seremonial, jumlahnya turun drastis selama pandemi yang berdampak ke pengumpulan bahan daur ulang.
Baca Juga
"Sedangkan bahan masker dan sampah-sampah medis itu banyak, tetapi pendaur ulang seperti kami tidak berani dan tidak diperbolehkan secara hukum untuk mendaur ulang bahan bahan tersebut," katanya.
Sejauh ini, daur ulang masker medis masih menjadi persoalan di industri. Belum ada pelaku usaha yang berinvestasi pada daur ulang masker dalam skala besar. Sejauh ini, dalam skala laboratorium, daur ulang masker medis dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut catatan Kementerian Perindustrian, populasi industri daur ulang plastik mencapai 600 perusahaan besar dan 700 industri kecil, dengan investasi mencapai Rp7,15 triliun dan kemampuan produksi sekitar 2,3 juta ton per tahun.
Nilai tambah yang diciptakan sektor industri daur ulang plastik mencapai lebih dari Rp10 triliun per tahun. Adapun, sektor ini memasok 16 persen kebutuhan bahan baku industri plastik hilir, atau sekitar 1,2 juta ton per tahun dari kebutuhan sebesar 7,2 juta ton per tahun.