Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia akan memegang Presidensi G20 selama setahun ke depan. Mulai hari ini, Selasa (7/12/2021), penyelenggaran Presidensi G20 dimulai dengan jalur pembahasan Sherpa Track.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam media Briefing Sherpa Meeting hari ini, menyampaikan bahwa penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19, sehingga diharapkan pertemuan ini dapat menemukan solusi yang lebih konkret untuk bisa keluar dari pandemi Covid-19.
Saat ini pun, kata Airlangga, dunia tengah dihadapkan pada ancaman varian baru Covid-19, yaitu Omicron.
“Varian Omicron ini menunjukkan adanya ketimpangan vaksin antara negara maju dan negara berkembang. Omicron muncul dari Afrika Sekatan yang tingkat vaksinasinya baru 24 persen,” katanya,Selasa (7/12/2021).
Airlangga mengatakan, pandemi Covid-19 yang tidak segera diselesaikan akan terus mengganggu kehidupan masyarakat dan pemulihan ekonomi.
Hingga saat ini, pemulihan ekonomi juga masih sangat bergantung pada bagaimana suatu negara menangani pandemi, termasuk varian baru dari Covid-19.
Baca Juga
Oleh karena itu, imbuhnya, kolaborasi di tingkat global sangat diperlukan. ”Melalui G20 kita bisa membuat langkah terobosan. Ini langkah yang lebih kuat dan lebih konkret. Selama ini kita menangani [pandemi] secara individual masing-masing negara,” ujarnya.
Dia menambahkan, Presidensi G20 akan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di tingkat global dalam menjawab tantangan yang ada.
Pemerintah memandang, pemulihan ekonomi harus diselenggarakan secara inklusif, berdaya tahan, dan berkesinambungan.