Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I harus mempercepat pembayaran piutang untuk menyehatkan kembali arus kas dan meringankan beban utang yang mencapai Rp35 triliun.
Pemerhati penerbangan Alvin Lie menilai BUMN pengelola bandara tersebut juga memiliki piutang yang banyak. Jangan hanya fokus pada jumlah utang.
“AP I perlu mempercepat pembayaran piutang agar cashflow-nya kembali sehat,” ujarnya, Senin (6/12/2021).
Dia menilai strategi tersebut dapat dilakukan sembari terus menunda pembangunan bandara yang tidak mendesak dan menghidupkan kembali pendapatan dari para tenant yang membuka gerai di bandara serta mengejar kontrak periklanan di ruang bandara.
Alvin berpendapat persoalan kerugian operator bandara tak terhindarkan lagi selama pandemi yang harus dihadapi. Pengembangan bandara tak mendesak memang bisa ditunda tetapi pemeliharan fasilitas bandara perlu terus berjalan bandara harus siap untuk memfasilitasi bangkitnya transportasi udara.
Selama dua bulan hingga tiga bulan terakhir, lanjutnya, jumlah penerbangan dan penumpang transportasi udara mulai bangkit kembali. Dia pun mengharapkan kondisi yang telah baik ini dapat terus berlanjut.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo membeberkan kondisi finansial yang dialami oleh AP I dengan utang mencapai Rp35 triliun dan rugi per bulan mencapai Rp200 miliar.
Pandemi Covid-19 yang mulai terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 berdampak terhadap penurunan drastis trafik penumpang di 15 bandara Angkasa Pura I.
Sebagai gambaran, pada 2019, pergerakan penumpang di bandara AP I mencapai 81,5 juta penumpang. Namun ketika pandemi Covid-19 melanda pada awal 2020, pergerakan penumpang turun menjadi 32,7 juta penumpang dan pada 2021 ini diprediksikan hanya mencapai 25 juta penumpang.