Tantangan di Industri Manufaktur dan Solusi-solusinya

Mitsubishi Electric Corporation mengatakan bahwa saat ini industri manufaktur sedang mencoba beradaptasi dengan perubahan kondisi.
Keterangan foto: Sebagai langkah awal yang mudah untuk dilakukan dalam menerapkan pembatasan jarak di pabrik, maka setiap individu dapat menggunakan pelindung wajah dan masker.
Keterangan foto: Sebagai langkah awal yang mudah untuk dilakukan dalam menerapkan pembatasan jarak di pabrik, maka setiap individu dapat menggunakan pelindung wajah dan masker.

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah berbagai aspek dalam kehidupan termasuk dalam bidang industri manufaktur yang mesti mengatur ulang berbagai prosedur produksinya.

Hajime Sugiyama, Industrial IoT Evangelist of Factory Automations Systems Group, Mitsubishi Electric Corporation mengatakan bahwa saat ini industri manufaktur sedang mencoba beradaptasi dengan perubahan kondisi.

“Misalnya, bagaimana menerapkan pembatasan jarak antar karyawan di dalam pabrik,” ujarnya, Jumat (19/11/2021).

Dia melanjutkan, sebagai langkah awal yang mudah untuk dilakukan dalam menerapkan pembatasan jarak di pabrik, maka setiap individu dapat menggunakan pelindung wajah dan masker. Mengawali kebiasaan baru ini menurutnya tidak mudah karena APD tersebut belum tentu diperlukan dan digunakan untuk semua industri yang ada.

Misalnya, di lingkungan yang panas atau lembab, tindakan memakai masker sebenarnya dapat meningkatkan risiko kelelahan karena panas, sehingga harus dilakukan pemahaman secara menyeluruh di dalam lingkungan pekerja.

Contoh lain, misalnya beberapa manajer pabrik sedang mempertimbangkan untuk menggunakan pembatas partisi di antara pekerja, tetapi ini juga bukan menjadi solusi yang tepat karena dapat mempersempit ruang gerak.

Tantangan di Industri Manufaktur dan Solusi-solusinya
Keterangan foto: "Banyak industri manufaktur yang menerapkan jaga jarak antar pekerja melalui pembagian jadwal kerja secara bergiliran.” jelas Hajime Sugiyama, Industrial IoT Evangelist of Factory Automations Systems Group, Mitsubishi Electric Corporation.

"Banyak industri manufaktur yang menerapkan jaga jarak antar pekerja melalui pembagian jadwal kerja secara bergiliran. Untuk itu, perlu membagi pekerjaan secara bergiliran pula, sehingga akan ada sedikit orang yang bekerja di saat yang bersamaan untuk mencegah situasi pandemi di dalam pabrik. Tetapi hal ini akan menghadirkan serangkaian tantangan baru lagi yakni penurunan produktivitas,” tuturnya.

Tantangan demi tantangan ini menurutnya tidak bisa dibiarkan begitu saja sehingga sektor industri manufaktur membutuhkan terobosan baru agar produksi dapat berjalan secara optimal di tengah pandemi.

Salah satu solusi yang memungkinkan adalah memperbanyak penggunaan robot kolaboratif berbasis industri seperti Assista. Perangkat ini mudah digunakan, aman dalam berinteraksi dengan manusia, dan sangat fleksibel sehingga dapat dengan cepat dan mudah dilatih untuk melakukan berbagai tugas. Pengguna, tuturnya, tidak perlu harus memiliki keahlian robotika yang luas.

“Mungkin yang menjadi faktor penentu utama dari penggunaan robot kolaboratif secara keseluruhan yaitu adanya penghematan biaya. Meningkatkan solusi co-bot lebih lanjut dengan menggunakan perangkat lunak AI dengan solusi seperti e-F@ctory Alliance Realtime Robotics, maka dapat mengurangi beban pemrograman lebih jauh dan dapat beradaptasi secara langsung sehingga robot dapat diarahkan secara dinamis di sekitar rintangan seperti manusia, robot lain, dan lainnya,” urainya.

Sugiyama mengatakan, dengan hanya mengimplementasikan satu solusi saja maka tidak dapat mengatasi semua tantangan yang ada, oleh karenanya dibutuhkan pula kesadaran dan komitmen dari semua pekerja dan didukung oleh peralatan dan perlengkapan untuk mendapatkan solusi di dalam normal baru, dan juga solusi akses jarak jauh untuk monitor dan kontrol dapat menjadi tambahan solusi yang layak untuk dipertimbangkan.

Tantangan di Industri Manufaktur dan Solusi-solusinya
Keterangan foto: Beberapa manajer pabrik sedang mempertimbangkan untuk menggunakan pembatas partisi di antara pekerja, tetapi ini bukan solusi yang tepat karena mungkin akan ada keterbatasan operasional (kiri). Salah satu solusi yang memungkinkan adalah memperbanyak penggunaan robot kolaboratif industri seperti "Assista" (kanan).

Mungkin para pelaku di bidang manufaktur bertanya-tanya, bagaimana cara untuk kembali ke total operasional dengan memulai kembali proses produksi setelah adanya kondisi pembatasan jarak antar karyawan pada pabrik.

Sugiyama menjelaskan, bahwa penggunaan perangkat otomatisasi dengan teknologi cerdas yang dapat melakukan pembelajaran sendiri dan mampu melakukan diagnosis secara keseluruhan, serta solusi akses jarak jauh dapat menjadi solusi dari pertanyaan tersebut. Adapun solusi akses jarak jauh yang paling cepat yang dapat diimplementasikan secara langsung adalah dengan menghubungkan perangkat HMI yang berada di lini produksi langsung ke tampilan pada layar monitor data.

“Atau bisa juga dilakukan dengan mengakses data melalui perangkat wireless sebagai tren yang lebih baru dengan memanfaatkan edge controllers,” ucapnya.

Terkadang, jawaban dari solusi tersebut hanya dengan menggunakan layar partisi, atau pun sampai dengan penggunaan robot kolaboratif (collaborative robot). Namun sekali lagi, hal utama yang harus diperhatikan adalah fleksibilitas, skalabilitas dan hasil yang ingin dicapai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper