Bisnis.com, JAKARTA - Crown Group membukukan transaksi penjualan keseluruhan dari Juli hingga Oktober tahun ini mencapai 40 juta dolar Australia atau senilai Rp407,47 miliar.
Co-founder dan Group CEO Crown Group Iwan Sunito mengatakan target marketing sales perusahaan dari Juli 2021 hingga Juni 2022 senilai 285 juta dolar Australia atau setara Rp2,9 triliun. Adapun realisasi perolehan marketing sales dari Juli 2020 hingga Juni 2021 mencapai Rp1,5 triliun.
"Sales transaction sebesar 40 juta dolar Australia untuk Juli - Oktober 2021. Perolehan sales Januari hingga Juni 2021 69 juta dolar Australia atau setara Rp702,89 miliar. Penjualan Juli 2020 hingga Juni 2021 mencapai Rp1,5 triliun," ujarnya kepada Bisnis.com, Sabtu (27/11/2021).
Pihaknya optimistis dapat mencapai target penjualan Juli 2021 sampai Juni 2022 yang hampir 2 kali lipat dari realisasi periode tahun sebelumnya.
Hal itu karena perbatasan internasional pelan-pelan sudah mulai dibuka dan kebijakan lock down sudah dicabut. Selain itu, investor luar negeri sudah mulai masuk kembali.
"Siswa Luar Negeri juga sudah diperbolehkan kembali ke Australia," katanya.
Crown Group pun menawarkan koleksi griya tawang uniknya di Sydney kepada calon investor domestik dan luar negeri menyusul pengumuman kebijakan perjalanan bebas karantina ke New South Wales.
Dua pengembangan Sydney tersebut Mastery by Crown Group dan Waterfall by Crown Group yang enawarkan perpaduan menarik antara griya tawang dan apartemen berarsitektur di salah satu kawasan sub urban yang paling dicari.
Menurut Iwan, meskipun dilanda wabah Covid-19, investasi Asia tetap sangat kuat di Sydney. Dibandingkan dengan banyak kota global lainnya, Sydney menawarkan prospek pertumbuhan yang lebih kuat bagi pemilik properti dan didukung oleh pemerintahan yang stabil serta pasar pendidikan yang kuat dan juga permintaan akan hunian yang melebihi pasokan.
Iwan menuturkan berdasarkan data Knight Frank, konsultan real estat independen terkemuka diproyeksikan bahwa pada tahun 2021 harga real estat mewah Sydney akan melonjak sebesar 10 persen.
"Prospeknya tetap positif untuk 2022 juga, dengan perkiraan pertumbuhan yang sehat tahun-ke-tahun sebesar 7 persen. Pasar Sewa Sydney juga tetap tangguh selama periode Lock Down baru-baru ini dan mereka menemukan bahwa selama 12 bulan terakhir para penyewa bergerak menuju preferensi properti yang dapat menawarkan mantra pekerjaan, hidup, dan bermain," ucapnya.
Permintaan yang kuat dapat dilihat melalui transaksi penjualan Crown Group yang mencapai Rp280 miliar pada bulan Oktober dimana 75 persen terjual kepada investor.
Direktur Penjualan Crown Group Prisca Edwards menuturkan lonjakan terbesar pembelian yang dilakukan oleh investor yang pernah mereka lihat dalam tiga tahun dan diharapkan dapat mencapai Rp400 miliar dalam penjualan pada bulan November.
"Semua apartemen yang terjual pada bulan Oktober adalah unit apartemen dengan dua kamar tidur, dua kamar mandi dengan tujuan sebagai unit sewaan," ucapnya.
Dia menilai peningkatan penjualan yang tiba-tiba ini menandakan kembalinya investor ke pasar Sydney yang sebelumnya lebih sepi dari biasanya yang dikarenankan lock down dan penutupan perbatasan internasional.
"Kesenjangan harga antara apartemen dan rumah semakin kecil dan rata-rata harga sewa apartemen mengalami kenaikan. Pengetatan pasar sewa ini mendorong pertumbuhan pembeli investor. Banyak profesional muda, dan bahkan keluarga, terpaksa untuk menyewa karena harga rumah saat ini terlalu mahal," tuturnya.
Selain itu, suku bunga yang rendah saat ini menarik investor, dan regulator perbankan tampaknya belum mencoba menenangkan pasar perumahan yang terus booming di masa mendatang. Pembelian properti off-the-plan menjadi pilihan yang lebih menarik bagi investor dengan potensi pengembalian yang besar.