Bisnis.com, JAKARTA - Analis Eksekutif Bank Indonesia Perwakilan Beijing Firman Hidayat menyampaikan bahwa transaksi bilateral Indonesia menggunakan mata uang lokal atau (Local Currency Settlement/LCS) dengan Thailand, Malaysia, Jepang, dan China, terus menunjukkan peningkatan.
“Perkembangan transaksi LCS di Indonesia terus meningkat. Tren dari 2018 sejak inisiatif LCS dimulai sampai dengan 2021 terus meningkat,” katanya, Rabu (25/11/2021).
Dia menyampaikan, kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi tersebut akan mengurangi kebergantungan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
“Ini bisa menjadi diversifikasi eksposur mata uang selain dolar AS sehingga kita tidak terlalu bergantung pada mata uang dolar AS,” jelasnya.
Dia pun menyampaikan, kerja sama LCS dengan China menjadi sangat penting, mengingat China merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia, sekaligus negara asal impor bahan baku/penolong yang dibutuhkan oleh industri di Indonesia.
Terlebih lagi, China menargetkan menjadi negara berpenghasilan tinggi (high income country) dan akan meningkatkan nominal produk domestik bruto (PDB) negara itu dua kali lipat pada 2035.
Baca Juga
Saat ini, China merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dengan kontribusi PDB sebesar 18 persen terhadap PDB dunia.
Di samping itu, China juga telah bergabung dalam perjanjian perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), di mana masing-masing negara anggota akan mendapatkan manfaat pertumbuhan ekonomi sekitar 0,2 persen
Firman menambahkan, kerja sama LCS dapat semakin mendukung kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia dan China, mengingat China juga akan meningkatkan liberalisasi perdagangan dan investasi, serta memperkuat ekonominya di beberapa area, seperti ekonomi digital, ekonomi hijau, kesehatan, dan teknologi.