Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian mengklaim tekah siap menghadapi era elektrifikasi kendaraan dari segi tenaga kerja.
Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunwan mengatakan transisi kendaraan dari yang berbasis internal combustion engine (ICE), hybrid, dan baterai, juga diiringi dengan peningkatan kemampuan SDM.
"Tentunya kami sudah siap dengan SDM itu karena hanya mengubah power utamanya saja, untuk kontrol-kontrol lain menyesuaikan saja," kata Arus usai penandatanganan kerja sama dengan Kamar Dagang Swiss di Indonesia (SwissCham), Kamis (15/11/2021).
Percepatan peningkatan kualitas tenaga kerja menuju elektrifikasi kendaraan juga didorong melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaa-perusahaan Swiss di Indonesia yang telah mengantongi pengalaman dalam bidang teknologi.
Sementara itu mengenai pemenuhan kebutuhan SDM industri, Arus mengatakan masih ada ruang yang luas diisi khususnya melalui kolaborasi dengan unit pendidikan umum dan swasta.
Setiap tahun, lanjutnya, kebutuhan industri akan SDM tercatat sekitar 680.000 orang. Jumlah yang disiapkan oleh unit-unit pendidikan di bawah Kemenperin yakni terbatas hanya 6.000 orang saja.
"Sehingga tambahannya perlu kolaborasi dengan unit pendidikan umum dan unit pendidikan swasta, untuk kami kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan yang 680.000 tersebut," lanjutnya.
Melalui sistem vokasi, link and match, dan pendidikan sistem ganda, SDM disiapkan berdasarkan kebutuhan industri. Hal itu diwujudkan melalui penyusunan kurikulum, silabus, hingga kerja sama magang dan praktik kerja.
"Kami berusaha untuk mengejar [kebutuhan] itu dengan sistem link and match, pelatihan, kemudian juga penyiapan SDM melalui metode vokasi, kebanyakan di layer-layer untuk operator dan agak tinggi lagi," ujarnya.
Henry Chia, Wakil Ketua SwissCham Indonesia, menyatakan ke depan pihaknya terbuka untuk kerja sama peningkatan kualitas SDM untuk mendukung elektrifikasi kendaraan di Indonesia.
Selain teknis pengembangan sekolah dan penguatan sistem pendidikan, peluang untuk kolaborasi juga terbuka pada bidang-bidang seperti manufaktur termasuk petrokimia, makanan dan minuman, agribisnis, perikanan, dan jasa.
"Kami lakukan [kerja sama] bertahap. Bidang untuk kerja sama semakin ditingkatkan selain teknikal, ada juga dari sisi renewable energi dan terbuka peluang untuk yang lain seperti kendaraan listrik," jelas Henry.
Adapun, kerja sama antara SwissCham dan BPSDMI melibatkan lima perusahaan asal Swiss yakni Buehler, Endress+Hauser, Givaudan, Indesso Primata, dan Sicpa Peruri Securink, dengan tiga lembaga pendidikan pelat merah, antara lain, Politeknik Negeri Jember, Politeknik Industri Logam Morowali, dan Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng.