Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Berupaya Tak Terbitkan Surat Utang Tahun Depan

Turunnya pembiayaan anggaran membuat pemerintah akan berupaya untuk tidak menerbitkan surat utang. Dia meyakini APBN yang semakin membaik mampu memenuhi berbagai kebutuhan pembiayaan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat peluncuran progam penjaminan pemerintah kepada padat karya dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat peluncuran progam penjaminan pemerintah kepada padat karya dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menyatakan akan menjaga untuk tidak menerbitkan surat utang seiring catatan pembiayaan anggaran per Oktober 2021 yang turun cukup besar dari posisi tahun lalu.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (25/11/2021). Dia menyampaikan bahwa kondisi keuangan negara terus pulih dari dampak pandemi Covid-19.

Dia memaparkan bahwa pembiayaan anggaran hingga Oktober 2021 mencapai Rp608,3 triliun. Jumlah tersebut mencakup 60,4 persen dari proyeksi dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 senilai Rp1.006,4 triliun.

Catatan Oktober 2021 itu turun 34,3 persen (year-on-year/YoY) dari sebelumnya Rp926,3 triliun. Pembiayaan anggaran pada Oktober tahun lalu mencakup 89,1 persen dari APBN 2020.

Menurut Sri Mulyani, turunnya pembiayaan anggaran membuat pemerintah akan berupaya untuk tidak menerbitkan surat utang. Dia meyakini APBN yang semakin membaik mampu memenuhi berbagai kebutuhan pembiayaan.

"Pembiayaan kita juga mengalami penurunan, ini berarti kita akan menjaga tidak mengeluarkan surat utang apabila tidak dibutuhkan. Dan kita akan coba konsolidasi secara disiplin," ujar Sri Mulyani pada Kamis (25/11/2021).

Keseimbangan primer pada Oktober 2021 tercatat negatif Rp266,9 triliun, membaik dibandingkan dengan Oktober 2021 yang negatif Rp513,2 triliun, tetapi membesar dari September 2021 yang negatif Rp452 triliun.

Defisit APBN per Oktober 2021 berada di posisi Rp548,9 triliun atau 3,29 persen terhadap PDB. Catatan itu menurun 54,7 persen (YoY) dari Rp764,8 triliun atau 4,67 persen terhadap PDB.

"Defisit [per Oktober 2021] Rp548,9 triliun, tadinya didesain defisit Rp1.006,4 triliun, ini 54,5 persen dari target dalam APBN. Penurunan 28,2 persen [dari Oktober 2020], drop sangat tinggi, ini menunjukkan tren yang sangat baik," ujar Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper