Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia dan Denmark Sepakati Pelayaran Hijau, Ini Penjelasannya

Indonesia dan Denmark menyepakati aktivitas pelayaran dengan konsep hijau sebagai bentuk dukungan dalam COP26 di Glasgow.
Deretan bangku pembicara dalam panggung utama di pembukaan COP26 UN Climate Change Conference in Glasgow, Inggris, Minggu (31/10/2021).
Deretan bangku pembicara dalam panggung utama di pembukaan COP26 UN Climate Change Conference in Glasgow, Inggris, Minggu (31/10/2021).

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia bersama Kerajaan Denmark menyepakati untuk memfasilitasi aktivitas pelayaran dan kemaritiman yang berdasarkan konsep hijau dalam pengelolaannya.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Basilio Dias Araujo mengatakan konferensi tentang pelayaran hijau ini adalah adalah satu bentuk dukungan Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) di Glasgow beberapa waktu yang lalu.

Pemerintah, lanjutnya, sudah memiliki tujuan jangka panjang dan komitmen aktivitas ekonomi, terutama dalam hal kemaritiman, untuk menggunakan konsep hijau atau berkelanjutan.

“Kami berharap Denmark mampu membantu mempromosikan teknologi rendah karbon, memfasilitasi kemitraan publik-swasta, pertukaran informasi, transfer teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia maritim, kerja sama teknis, serta berbagai program untuk meningkatkan efisiensi energi di kapal dan pelayaran,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (24/11/2021).

Dia pun memaparkan dalam kaitannya dengan aktivitas pelayaran yang sedang didorong oleh pemerintah Indonesia, telah dilakukan berbagai kebijakan dan implementasi kebijakan dalam mewujudkan aktivitas hijau.

Indonesia telah memperbarui Nationally Determined Contributions (NDC) pada Juli 2021 melalui Low Carbon Compatible with Paris Agreement (LCCP).

Selain itu, Indonesia juga telah mulai memproduksi Low Sulphur Marine Fuel Oil (LS MSO) yang sudah dibisniskan di salah satu Pelabuhan Kargo Curah di Pelabuhan Internasional Krakatau pada Agustus 2021.

Hal lainnya yang telah dilakukan Indonesia, yaitu memperkenalkan B20 dan B30 untuk transportasi darat dan udara di tingkat nasional dan membuat program untuk mengubah kapal-kapal kecil dari menggunakan bahan bakar minyak menjadi menggunakan bahan bakar gas (BBG).

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memerlukan pelabuhan yang terintegrasi dan menerapkan konsep hijau, untuk itu telah dilakukan pemanfaatan beberapa 'rooftop solar’ untuk menyediakan energi ramah lingkungan. Selain itu, Indonesia berencana untuk menerapkan teknologi energi baru terbarukan dan bioenergi melalui Carbon Captured Storage/Carbon Capture Utilization Storage (CCS/CCUS).

Duta Besar Kerajaan Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen dan Andreas Nordseth selaku Direktur Jenderal Danish Maritime Authority menyatakan kesiapannya dalam mendukung Indonesia mencapai penggunaan teknologi berbasis ramah lingkungan terutama dalam aktivitas pelayaran dan sektor kemaritiman, mulai dari pengembangan SDM hingga aktivitas kepelabuhanan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper