Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan harga properti pada kuartal ketiga 2021 sedikit mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal sebelumnya, yakni kuartal II/2021 yaitu sebesar 2,24 persen.
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, kebijakan pemerintah yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada awal kuartal III tahun 2021 lalu sempat menyebabkan perlambatan ekonomi, namun industri properti di tanah air masih terus melaju bergerak seiring dengan pemulihan perekonomian nasional secara keseluruhan.
Dia menuturkan, insentif pembelian baru dari pemerintah juga turut mendorong konsumen untuk mencari hunian idaman mereka sesegera mungkin. Situasi yang semakin membaik pun membuat pengembang merasa lebih optimistis menghadapi prospek industri properti ke depan.
“Setelah pengembang sempat mengurangi suplai demi menghabiskan stok hunian yang ada, kini pembangunan rumah tapak dan apartemen kembali ditingkatkan. Konsumen juga tidak lagi merasakan ketakutan dan menghindari area pusat kota yang cenderung lebih padat,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (24/11/2021).
Menurutnya, pasar properti di wilayah metropolitan saat ini sedang mencari keseimbangan baru, menyesuaikan preferensi konsumen yang kembali berubah setelah pandemi mulai terasa mereda.
Rumah.com Indonesia Property Market Index pada kuartal ketiga 2021 mencatat indeks harga properti hunian mengalami kenaikan sebesar 1,80 persen secara kuartalan.
Baca Juga
Pertumbuhan harga properti pada kuartal ketiga 2021 sedikit mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal sebelumnya, yakni kuartal II/2021 yaitu sebesar 2,24 persen.
Berdasarkan jenis propertinya, kata dia, rumah tapak dan apartemen masing-masing mengalami peningkatan sebesar 1,81 persen dan 0,84 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Adapun secara tahunan (year-on-year), harga properti secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 3,24 persen, di mana harga rumah tapak naik 4,39 persen, sedangkan harga apartemen turun 2,57 persen.
Melambatnya kenaikan harga properti hunian disebabkan oleh melimpahnya suplai pada kuartal ketiga 2021, di mana indeks suplai tumbuh 9,58 persen secara kuartalan. Sebelumnya, indeks suplai properti sempat mengalami penurunan sebesar 2,13 persen secara kuartalan pada kuartal II/2021.
Sementara itu, jika dilihat dari jenis propertinya, indeks suplai rumah tapak meningkat 9,44 persen secara kuartalan, sedangkan apartemen naik sebesar 7,31 persen secara kuartalan.
Pertumbuhan harga dan suplai didorong oleh kondisi perekonomian nasional dan insentif, serta kebijakan pemerintah terhadap sektor properti yang terus berjalan.
Tren kenaikan harga properti pada kuartal ketiga 2021 yang tumbuh secara terbatas menurut hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia sejalan dengan data dari Rumah.com Indonesia Property Market Index yang juga menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan kenaikan harga properti jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Selain menyebabkan perlambatan pertumbuhan kenaikan harga properti, pelaksanaan PPKM pada awal kuartal III/2021 juga berdampak pada menurunnya tren pencarian properti di situs Rumah.com. Indeks pencarian pada kuartal ketiga 2021 turun sebesar 3,87 persen secara kuartalan.
Penurunan paling besar terlihat pada segmen properti dengan harga di bawah Rp1 miliar, di mana pada kuartal II/2021 sekitar 57 persen pengunjung Rumah.com menyasar hunian pada kisaran harga tersebut, namun pada kuartal III/2021 turun menjadi 48 persen.
Marine menyimpulkan bahwa sesuai data RIPMI kuartal III/2021 terjadi kenaikan harga properti di seluruh segmen yang bersamaan dengan peningkatan suplai yang cukup signifikan.
“Pasar properti masih berada dalam kondisi buyers market. Kendati tren harga properti mulai meningkat, bunga KPR sendiri masih berada di angka yang paling rendah dalam 5 tahun terakhir. Pemerintah juga masih memberikan cukup banyak insentif dan stimulus untuk membantu masyarakat dalam meringankan biaya transaksi pembelian properti,” tutur Marine.