Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menyatakan bahwa cadangan devisa Indonesia mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pada kuartal III/2021, seiring neraca pembayaran yang surplus US$10,7 miliar.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal/III 2021 tetap terjaga sehingga mampu menopang stabilitas ketahanan eksternal. NPI yang surplus itu mencakup 1,49 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Capaian NPI tumbuh dengan baik dibandingkan dengan kuartal II/2021 yang defisit US$0,4 miliar atau minus 0,68 persen terhadap PDB. Perbaikan kinerja NPI pada kuartal III/2021 didorong oleh kinerja transaksi berjalan yang surplus US$4,47 miliar serta transaksi modal dan finansial surplus US$6,1 miliar.
“Surplus transaksi ini menunjukan ketahanan eksternal Indonesia yang cukup kokoh, dan momentum ini masih tetap akan kita pertahankan seiring dengan dengan pemulihan ekonomi kedepannya” ujar Febrio pada Senin (22/11/2021).
Menurut Febrio, perkembangan NPI itu turut mendorong cadangan devisa Indonesia pada kuartal III/2021 menjadi US$146,9 miliar. Jumlah itu setara dengan pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.
"Posisi ini merupakan posisi cadangan devisa Indonesia tertinggi sepanjang sejarah. Peningkatan cadangan devisa dapat mendukung ketahanan sektor eksternal serta mendukung kebijakan stabilisasi nilai tukar," ujar Febrio.
Baca Juga
Meskipun kinerja NPI positif, pemerintah menilai bahwa ketidakpastian di pasar keuangan global masih cukup tinggi. Misalnya, kekhawatiran berlanjutnya krisis energi di sejumlah negara dan kebijakan pengetatan moneter negara-negara maju akan turut memengaruhi aliran modal ke Indonesia.
"Oleh karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia, serta otoritas terkait lainnya akan terus berkoordinasi dalam menjaga stabilitas ekonomi guna mendukung peningkatan kinerja NPI," ujar Febrio.