Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Pelabuhan Patimban sebagai cikal bakal kawasan industri dan perkotaan baru di Jawa Barat.
Hal itu disampaikan Luhut saat meninjau Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat bersama dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kamis (18/11/2021).
"Pelabuhan Patimban akan menjadi cikal bakal kawasan industri dan perkotaan baru di Jabar bernama Rebana [Cirebon, Subang, Patimban dan Kertajati] Metropolitan, yang meliputi 6 kabupaten dan 1 Kota Cirebon, dengan jantung pertumbuhan kawasan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Kawasan ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi Jawa Barat," katanya dalam siaran pers, Jumat (19/11/2021).
Bukan itu saja, menurut Luhut, kehadiran Pelabuhan Patimban juga dapat memangkas waktu tempuh distribusi dari kawasan industri ke pelabuhan. Kehadiran pelabuhan ini bahkan bisa menciptakan sekitar 4,3 juta peluang pekerjaan dalam 15 tahun ke depan, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita juga berharap, kepadatan di Jakarta akan berkurang karena ada kawasan industri di sekitar Pelabuhan Patimban. Sehingga tidak perlu ke Priok, tetapi bisa langsung ke Pelabuhan Patimban,” ucap Luhut.
Adapun peninjauan itu dilakukan Luhut dan Budi Karya dalam rangka pengecekan kesiapan pelabuhan jelang dilakukannya peralihan operator. Sebelumnya, pelabuhan ini dikelola sementara oleh Kemenhub yang memberikan penugasan kepada Pelindo III. Sekarang akan diserahterimakan kepada PT Pelabuhan Patimban Indonesia (PPI) dan Toyota Tsusho Corporation.
Baca Juga
Dalam kesempatan tersebut, Menhub Budi menuturkan peralihan operator pada pelabuhan yang dikerja samakan dengan Jepang ini akan dilakukan pada 16 Desember 2021.
“Setelah serah terima dilakukan, diharapkan pada 17 Desember 2021 sudah dimulai kegiatan ekspor di pelabuhan ini,” tutur Menhub.
Sebagai informasi, sejak Januari hingga November 2021, kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Patimban sudah mencapai total 12.335 unit kendaraan, yang diangkut oleh sembilan kapal dengan rute Patimban-Belawan dan Patimban-Makassar.
Kesembilan kapal tersebut yaitu Ferrindo 5, Serasi V, MV Ostina, Kalimantan Leader, Harmoni Mas 3, Serasi I, Harmoni Mas 8, MV Sulawesi Leader, dan KM Panorama Nusantara.
Pelabuhan Patimban dibangun dengan tujuan untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, serta untuk menjamin keselamatan pelayaran termasuk eksplorasi gas.