Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun 2022 Jadi Momen Emas Akselerasi Ekonomi RI, Ini Indikator Pendukungnya

Berikut ini indikator pendukung bagi akselerasi ekonomi RI tahun depan, menurut paparan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di Jakarta, Rabu (15/9/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di Jakarta, Rabu (15/9/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan bahwa tahun depan merupakan golden moment atau momen emas untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonom Indonesia.

Pernyataan tersebut didasari oleh momentum positif karena pandemi Covid-19 yang terkendali dengan baik. Angka Rt atau effective reproduction number berada dibawah 1 yang berarti wabah dapat dikendalikan.

Kondisi tersebut memunculkan optimisme di masyarakat dan kalangan dunia usaha. Terbukti berbagai indikator yang mengalami kenaikan, diantaranya kredit yang mulai mengalami peningkatan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada di level 113,4 pada bulan Oktober 2021, Indeks PMI Manufaktur yang mencapai 57,2 di bulan Oktober 2021, dan dunia usaha yang mulai melakukan perekrutan kembali yang tercermin dari turunnya tingkat pengangguran.

“Walaupun masih ada tantangan terkait Covid-19 dan variannya, namun hal itu dapat dimitigasi,” ungkap Airlangga, Kamis (18/11).

Pada 2022, dia menegaskan upaya penanganan pandemi yang sistematis dan pelaksanaan program vaksinasi secara konsisten diperkirakan dapat mendorong ekonomi untuk pulih dan tumbuh di kisaran 5,2 persen (yoy).

Pemerintah juga tetap memberikan dukungan kepada dunia usaha untuk menjaga proses keberlangsungan usaha selama masa pemulihan.

Khusus untuk UMKM, berbagai program telah diberikan antara lain Subsidi Bunga, Penempatan Dana Pemerintah pada Bank Umum Mitra untuk mendukung perluasan kredit modal kerja dan restrukturisasi kredit UMKM, Penjaminan Kredit Modal Kerja UMKM, Banpres Produktif Usaha Mikro, Bantuan Tunai untuk PKL dan Warung, dan insentif PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah (DTP).

Hingga 12 November 2021, total realisasi program PEN telah mencapai Rp483,91 triliun atau 65 persen dari total pagu anggaran Rp744,77 triliun.

Pemerintah akan tetap menjaga fleksibilitas APBN dan melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pelaksanaan Program PEN ini akan dilanjutkan di tahun 2022 untuk mengantisipasi perluasan dampak Covid-19 di tahun 2022.

Pemerintah telah menyediakan alokasi anggaran sebesar Rp321,2 triliun di tahun 2022. Alokasi program PEN di tahun 2022 akan diarahkan untuk mendorong perekonomian melalui 4 Klaster Program, diantaranya Kesehatan Rp77,05 triliun, Perlindungan Masyarakat Rp126,54 triliun, Program Prioritas Rp90,04 triliun, dan Dukungan UMKM dan Korporasi Rp27,48 triliun.

Pentingnya pemulihan kesehatan masyarakat juga akan tetap menjadi prioritas utama. Disaat yang sama, Airlangga menuturkan upaya penguatan program perlindungan sosial yang berfokus pada masyarakat miskin dan rentan juga akan dilakukan untuk membantu menjaga pemenuhan kebutuhan dasar.

"Upaya penguatan ini juga akan diringi dengan kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala sehingga dapat meningkatkan efektivitas program," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper