Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memerintahkan Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA untuk memasang geobag di area terdampak banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Langkah tersebut dilakukan sebagai penanganan jangka pendek untuk mengantisipasi puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari–Februari 2022.
“Untuk penanganan jangka pendek, kami akan ukur dulu dan pasang geobag di area terdampak besar, seperti pusat ekonomi kota. Saya menugaskan Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 dan WIKA untuk segera bergerak, karena BMKG memprediksi puncak hujan akan terjadi sekitar Januari–Februari 2022. Jadi segera akan kami buat geobag yang kuat pada area yang tepat,” ujarnya, Jumat (19/11/2021).
Banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang sendiri terjadi karena curah hujan tinggi, serta daerah tangkapan air (catchment area) di hulu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi sudah banyak berkurang, sehingga sungai meluap, terutama di titik pertemuan sungai yang padat penduduk.
Untuk penanganan jangka panjang, Basuki mengatakan, akan menyusun masterplan penanganan banjir wilayah Sungai Kapuas dan Melawi, termasuk mengeruk dan rehabilitasi danau-danau (retarding basin).
Berdasarkan data Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, terdapat lebih dari 50 danau di sepanjang wilayah Sungai Kapuas.
Baca Juga
“Kami akan hitung kapasitas tampung danau-danau alami tersebut untuk direhabilitasi. Selanjutnya pada tahun 2021, sedang dilakukan pengerukan tiga danau, dan dilanjutkan dengan tujuh danau di 2022 sebagai retarding basin. Di sepanjang Sungai Melawi belum ada danau,” tuturnya.
Selain itu, Menteri Basuki juga meminta untuk dilakukan survei, investigasi, dan desain untuk membangun bendungan di hulu Sungai Pinoh sebagai anak Sungai Malawi.
Untuk perbaikan jalan, lanjutnya, saat ini kondisinya masih tergenang, sehingga belum bisa diketahui tingkat kerusakan dan kebutuhan penanganan permanennya.
“Khusus untuk penanganan darurat, kami akan fokus pada spot-spot yang tergenang pada jalur logistik utama Sintang–Putussibau dan ruas-ruas jalan di pusat Kota Sintang dan sekitarnya. Pada ruas Sintang–Putussibau saya melihat ada beberapa spot yang perlu ditinggikan dan dilengkapi dengan gorong-gorong,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus menambahkan, penyebab utama terjadinya banjir di daerah tersebut adalah daerah tangkapan air yang sudah kritis akibat perubahan guna lahan yang menimbulkan runoff dan sedimentasi.
“Kita harus jujur dengan kondisi lingkungan yang sudah menurun, berapa luas kawasan hutan yang rusak atau berkurang. Untuk itu, Pemda harus berhati-hati dalam urusan perizinan [penggunaan lahan],” ujarnya.