Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerangkan bahwa pengembangkan bahan bakar nabati B40 dan B50 menunjukan hasil cukup baik. Pemerintah pun akan terus menggenjot pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) sebagai energi berkelanjutan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa pemanfaatan bahan bakar nabati harus terus ditingkatkan seiring dengan arahan Presiden Joko Widodo.
“Konsumsi [BBN] meningkat. Kami sudah lakukan kajian, uji coba di lab untuk pemanfaatan B40 dan B50, hasilnya baik,” katanya saat webinar Kilang dan Transisi Energi, Selasa (16/11/2021).
Setelah ini, pemerintah akan melakukan road test untuk memastikan keamanan dalam penggunaan bahan bakar tersebut. Road test juga telah dilakukan pada B10 hingga B30 guna memastikan mesin kendaraan berjalan baik.
Pada September lalu, pemerintah telah memulai uji coba penerbangan menggunakan bahan bakar B30 dengan penggunaan 2,4 persen minyak nabati. Uji terbang menggunakan pesawat PT Dirgantara Indonesia (Persero) itu berjalan baik dengan rute Bandung–Jakarta–Bandung.
Selain meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan, kata Dadan, bahan bakar itu juga bisa menjadi pengganti solar maupun bahan bakar diesel menjadi biodiesel.
Baca Juga
Selain itu, optimalisasi bahan bakar nabati diyakini memberikan penghematan devisa negara dengan mengurangi impor minyak. Di sisi lain, langkah itu juga akan meningkatkan harga crude palm oil (CPO), serta menaikan kesejahteraan petani.
Dari sisi lingkungan, Dadan menyebut, emisi yang dikeluarkan dari pembakaran BBN setara dengan serapan emisi yang dilakukan oleh sawit. Alhasil, BBN disebut tidak menghasilkan penambahan emisi gas rumah kaca.
“Saya melihat nantinya kilang ini akan berperan dalam memproduksi pemanfaatan green fuel yang sekarang baru kita lihat dari pemanfaatan biodiesel dan dari sisi uji coba sudah mulai berjalan,” terangnya.
Tahun ini, pemerintah memproyeksikan produksi BBN dapat mencapai 9,2 juta kiloliter. Dalam rencana umum energi nasional, BBN akan digenjot produksinya hingga 13,9 juta kiloliter pada 2025.